Daerah

Saatnya Santri Dongkrak Pamor Pesantren dengan Kreasi yang Dimiliki

Ahad, 21 Juli 2019 | 12:00 WIB

Saatnya Santri Dongkrak Pamor Pesantren dengan Kreasi yang Dimiliki

Nun Hassan Ahsan Malik di hadapan peserta santri desain.

Probolinggo, NU Online

Sudah banyak orang mengetahui bahwa kreativitas santri sangat beragam. Untuk lebih mengarahkan kreativitas santri, Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Jawa Timur menyelenggarakan pelatihan madrasah desain sejak Sabtu hingga Ahad (20-21/7).

 

Pelatihan yang dilaksanakan di lingkungkan pesantren yang dipimpin oleh KH M Hasan Mutawakkil Alallah ini diisi langsung oleh mentor dari Santri Design Community. Yakni sebuah komunitas yang beranggotakan santri dengan ketertarikan terhadap bidang desain grafis.

 

Ketua pelaksana kegiatan ini, A Kholilullah Khutaimi mengatakan bahwa kegiatan bertujuan menjembatani dan memfasilitasi para santri yang memiliki hobi dan ketertarikan di bidang desain. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun jejaring desainer antar tim media pesantren dan multimedia majelis yang ada di Probolinggo raya.

 

“Membangun jaringan desainer antar tim informasi dan komunikasi atau infokom pesantren, multimedia majelis, dan tim IT lembaga se-kabupaten maupun Kota Probolinggo,” ujar santri asli Paiton Probolinggo ini.

 

Dalam kesempatan ini, Nun Hassan Ahsan Malik (nun adalah panggilan atau sapaan seperti halnya gus di daerah lain, red) yang merupakan ketua Infokom Pesantren Zainul Hasan Genggong memberikan sambutan serta apresiasi atas terlaksananya kegiatan.

 

Dikatakan dengan pelatihan ini, kreativitas para santri akan lebih terasah lagi sehingga ide-ide yang dimiliki para santri bisa dituangkan melalui desain yang luar biasa.

 

“Dengan diadakan kegiatan ini, ide-ide santri bisa dituangkan melalui desain-desain yang luar biasa. Harapannya, ke depan semoga para santri bisa direkrut oleh instansi-instansi seperti kementrian untuk mengisi pos desainer,” ujarnya.

 

Sebelumnya, Nun Alek, sapaan akrabnya, mengutarakan bahwa saat ini perkembangan teknologi yang tidak bisa dibendung dan tidak bisa dihindari, hendaknya membuat santri mencari solusi atas fenomena sehingga kreativitas santri bisa terangkat ke dunia maya.

 

“Kita harus bisa mencari solusi untuk mengangkat karya-karya santri ke atas permukaan dunia maya atau dunia internet melalui desain grafis yang bermanfaat dan niatnya untuk berdakwah ala santri,” ungkapnya.

 

Ia melanjutkan, jika sebelumnya santri terkesan kolot dan hanya bergelut pada kitab dan buku. Ssaat ini sudah banyak yang tidak kaku lagi saat berada di depan laptop, artinya bisa bersaing selain di dunia santri.

 

"Alhamdulillah pesantren sudah tidak alergi terhadap teknologi. Saat ini mereka sudah biasa di depan laptop sehingga tidak kaku lagi. Artinya jika bersaing di selain dunia santri insyaallah bisa,” tukasnya.

 

Untuk itu, dirinya mengajak para peserta untuk memanfaatkan kegiatan dengan baik sehingga bisa mendongkrak pamor pesantren dengan kreativitasnya.

 

“Kalau santri-santri ini tidak diarahkan dengan jalan yang baik, dikhawatirkan hasil kreativitasnya bukan untuk mendongkrak pamor, tapi justru malah menjeblokkan kreativitas santri,” tegasnya.

 

Di akhir, ia berpesan kepada peserta agar bisa mengikuti perkembangan teknologi sehingga tidak menjadi santri yang gagap akan teknologi. Sebab dunia sudah bisa dijangkau oleh siapapun melalui genggaman tangan.

 

“Santri harus eksis dan mengikuti perkembangan teknologi, tidak gaptek. Sebab saat ini dunia sudah bisa digenggam di tangan kita,” pungkasnya. (Hanan/Ibnu Nawawi)