Surakarta, NU Online
Rabithah Ma'ahid Islamiyah NU (RMI-NU) Jawa Tengah menggelar Silaturahim Daerah (Silatda) “Gerakan Ayo Mondok” di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, 17-19 Oktober 2017. Dalam rangkaian Silatda turut dihelat Seminar Pasar Modal Syariah dengan tema Santri Sadar Investasi, Rabu (18/10).
Seminar tersebut diikuti sekitar 200 santri, dengan menghadirkan pembicara Supervisor Sharia Capital Market Development Indonesia Stock Exchange, Derry Yustria; dan perwakilan Panin Sekuritas Solo H Subiyanto.
Pada sesi pertama, para santri diajak untuk mengenal pasar modal syariah, khususnya ajakan untuk berinvestasi di saham syariah. Derry menjelaskan bahwa saham adalah tanda bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan.
"Dengan berinvestasi di saham syariah, seorang investor akan mendapatkan capital gain dan deviden," kata Derry.
Perusahaan yang menawarkan saham di Bursa Efek Indonesia dan sahamnya termasuk sebagai saham syariah sebenarnya ada di sekitar kita.
"Selama ini kita hanya bertindak sebagai konsumen, tetapi belum banyak menyadari bahwa keuntungan dari hasil penjualan produk-produk perusahaan yang sahamnya ditawarkan di Bursa Efek Indonesia juga akan dinikmati oleh investor dalam bentuk deviden dan kenaikan harga saham perusahaan tersebut," lanjutnya.
Selain itu, para santri dikenalkan dengan istilah IHSG yaitu Indeks Harga Saham Gabungan serta makna dari naik turunnya nilai IHSG yang selama ini sering kita ketahui melalui media-media nasional baik cetak maupun eletronik.
Para santri juga diajak untuk mengenal istilah inflasi. Pentingnya kesadaran untuk berinvestasi di pasar modal syariah bagi para santri adalah bahwa dengan berinvestasi nilai uang pada saat ini lama-lama akan tergerus oleh waktu akibat inflasi. Oleh sebab itu penting bagi para santri untuk melindungi nilai uang saat ini dengan berinvestasi agar nilai uang pada saat ini tidak tergerus oleh inflasi di masa depan dengan ikut mensukseskan Gerakan Yuk Nabung Saham Syariah.
Pada akhir tahun 2016, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mencatatkan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara Year to Date dimana ISSI mencatatkan kenaikan 18,6% sementara IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 15,3%.
Hal tersebut menandakan, kinerja saham-saham syariah lebih tinggi dibanding keseluruhan kinerja saham yang ada di Bursa Efek Indonesia. Oleh sebab itu, partisipasi santri dalam mengembangkan pasar modal syariah menjadi elemen yang penting dalam upaya memajukan keuangan syariah di Indonesia. Per Okober 2017 menurut materi presentasi yang disampaikan, tercatat sudah ada 345 saham syariah yang ditawarkan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai pilihan instrumen investasi.
Sementara itu, H Subiyanto memaparkan bertransaksi di pasar modal melalui aplikasi POST Syariah (PaninSekuritas Online Stock Trading Syariah). Panin Sekuritas Online Stock Trading Syariah atau POST Syariah adalah sistem perdagangan saham melalui internet (online stock trading), saham-saham yang bisa ditransaksikan adalah saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah sebagaimana yang diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (“DSN-MUI”) dan peraturan OJK mengenai pasar modal syariah.
POST Syariah telah memperoleh Sertifikasi dari Dewan Syariah Nasional berdasarkan Surat Keputusan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia No. 007.18.02/DSN-MUI/XI/2012 tanggal 12 November 2012 tentang Kesesuaian Syariah atas Sistem POST Syariah untuk PT Panin Sekuritas Tbk. Dengan demikian POST Syariah dapat digunakan untuk melakukan transaksi saham secara syariah. Saham-saham yang tidak termasuk dalam saham syariah tidak dapat ditransaksikan. Di akhir sesi, lima peserta seminar mendapatkan hadiah berupa pembukaan akun dari Panin Sekuritas. (Muhammad Alan Nur/Kendi Setiawan)