Daerah

Reseller Kopi Produk Pesantren Ihya’ussunnah Jember Bangun Asrama Santri

Rab, 17 Maret 2021 | 01:00 WIB

Reseller Kopi Produk Pesantren Ihya’ussunnah Jember Bangun Asrama Santri

Pengasuh Pesantren Ihya’ussunnah, Jember Jawa Timur, Ustadz Imam Bukhari (pegang mic) sesaat sebelum meletakkan batu pertama pembangunan asrama santri. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Belasan reseller kopi produk Pesantren Ihya’ussunnah, Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember Jawa Timur  membangun asrama santri di pesantren tersebut, Selasa (16/3). Pembangunan asrama santri itu ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan pintu gerbang yang dilakukan oleh pengasuh Pesantren Ihya’ussunnah, Ustadz Imam Bukhari dan diikuti para reseller.


Para reseller yang datang dari berbagai daerah di Nusantara itu berstatus sebagai top leader dalam penjualan kopi produk Pesantren Ihya’ussunnah yang bermerk BIKLA. Sebab mereka mempunyai ratusan bahkan ribuan anak buah untuk memasarkan dan menjual kopi BIKLA. BIKLA merupakan akronim dari Barakah Ibrahimy Kopi Lereng Argopuro. Ibrahim adalah nama lain dari pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Desa Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, KHR Syamsul Arifin. Ustadz Imam Bukhari sendiri adalah alumnus pesantren legendaris tersebut.


“Alhamdulillah, mereka ikut peduli dengan pesantren kami. Jadi dari keuntungan penjualan kopi itu, sebagian disisihkan untuk pesantren. Itu mereka sudah sepakat,” ucap Ustadz Imam Bukhari usai melakukan peletakan batu pertama.


Ia menambahkan, inisiatif untuk membangun asrama santri datang dari para reseller. Mereka, katanya, punya keinginan yang besar untuk berkontribusi kepada pesantren yang diasuhnya. Sebab, mereka merasa bahwa kelancarannya dalam membangun jaringan reseller kopi BIKLA, bukan semata-mata karena usaha tapi juga karena doa dari anak yatim dan barakah pesantren.


“Kita tahu untuk menjual produk tidak gampang, apalagi kopi sudah ada di mana-mana dengan beragam merk dan variannya. Tapi untuk kopi BIKLA kok cukup laris bak kacang goreng, ini kan ada faktor non teknis (doa),” terang Ustadz Imam Bukhari.


Pesantren yang terletak di kaki gunung Argopuro tersebut diprioritaskan untuk menampung anak-anak yatim dan fakir miskin. Selain melayani pengajian sorogan, pesantren itu juga menyelenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).


Menurut Ustadz Imam Bukhari, pembangunan asrama tersebut sangat membantu kelancaran pesantren yang dikelolanya, apalagi selama ini memang kekurangan asrama.


“Kita bersyukur kepada Allah, mereka (reseller) digerakkan hatinya oleh Allah untuk membantu pesantren kami,” tambahnya.

 

 

Di tempat yang sama, salah seorang reseller dari Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Ahmad Fathoni menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk menyumbang sebagian hasil dari penjualan kopi BIKLA untuk kepentingan pengembangan pesantren.

 
“Bukan hanya asrama santri, mungkin nanti juga pembangunan gedung sekolah, perpustakaan dan lain-lain, insyaallah kami support terus, ” jelasnya.-

 

Hal yang sama juga diungkapkan oleh reseller lain dari Bekasi, Jawa Barat, Muhammad Taufiqurrahman. Menurutnya,  sudah selayaknya reseller memberikan kontribusi kepada Pesantren Ihya’ussunnah sebagai timbal balik atas keberhasilan pesantren tersebut memproduksi kopi yang kini menjadi mata pencaharian ribuan reseller itu.


“Kita bersyukur kepada Allah atas semua ini. Walaupun kita tidak pernah mondok, tapi kita juga ingin berbagi untuk pesantren,” terangnya.


Sejak diproduksi 5 tahun lalu, kopi BIKLA berkembang cukup pesat. Pasar BIKLA dibangun melalui jaringan santri dan reseller yang tersebar di mana-mana. Saat ini, setiap hari Pesantren Ihya’ussunah menghabiskan 3000 hingga 3.500 pcs kopi BIKLA (netto @ 125 gram) untuk melayani pesanan dari berbagai penjuru Nusantara.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin