Pontianak, NU Online
Pada kegiatan haul ke-9 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, KH Achmad Dhofir Zuhri mengingatkan betapa besar khidmat dan kiprah para ulama serta kiai sejak sebelum Indonesia merdeka hingga kini. Sosok Gus Dur juga demikian dominan dalam menentukan arah dan corak Islam di tanah air.
“Kita sebagai warga NU hendaknya tidak malu mengakui diri sebagai nahdliyin karena tanpa NU Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak akan pernah ada,” katanya, Jumat (28/12).
Hal tersebut disampaikannya pada haul ke-9 Gus Dur yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat. Kegiatan mengambil tema Belajar dari Gus Dur tentang Islam dan Kebangsaan dengan dikemas sebagai refleksi akhir tahun 2018 di Balai Pertemuan PWNU Kalbar.
Sebenarnya acara ini akan diadakan pada akhir bulan, tetapi karena KH Ach Dhofir Zuhri yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Baitul Hikamah Malang hadir lebih awal, akhirnya didaulat sebagai penceramah di acara haul kali ini.
Acara dihadiri seluruh Badan Otonom (Banom) dan lembaga NU, serta para kiai dan santri. Tidak lupa sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang ikut serta menambah wawasan di acara refleksi akhir tahun ini.
HNur Mufid dari PW Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Kalbar mengemukkaan acara ini merupakan panggilan hati warga NU dalam rangka mengenang sosok Gus Dur. “Daripada diisi dengan hura-hura, lebih baik mengadakan acara seperti ini yang dapat mendekatkan diri kepada sang pencipta,” katanya.
Sekretaris PWNU Kalbar, Hasyim Hadrawi mengingatkan kepada nahdliyin mendekati tahun politik hendaknya tidak termakan bahkan menyebarkan berita hoaks. “Nahdliyin terutama ibu-ibu Muslimat NU untuk memberikan edukasi tentang bahaya menyebarkan hoaks bagi bangsa dan negara,” tandasnya. (Maulida/Ibnu Nawawi)