Jombang, NU Online
Sejumlah foto masa lalu akan dipamerkan pada perhelatan peringatan 1 abad madrasah dan 191 tahun Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur.
Penanggungjawab devisi yakni dokumenter, setidaknya telah mengoleksi 600 foto lama dan baru. Masih terus dilakukan perburuan agar ditemukan gambar bersejarah yang berhubungan dengan pesantren dan madrasah.
Penjelasan ini disampaikan H Muhammad Fathulloh Malik, koordinator dokumenter dan museum. "Setelah kepanitiaan terbentuk, devisi ini melakukan perburuan koleksi gambar dan benda bersejarah yang berkaitan dengan pendiri dan keluarga besar Pondok Pesantren Bahrul Ulum," kata Gus Huk, sapaan akrabnya, Jumat (20/5).
Pembantu Rektor di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah (Unwaha) Jombang tersebut mengemukakan bahwa dari yang telah terkumpul, devisi melakukan seleksi dan akhirnya ada seratus lebih yang akan dipamerkan.
Sejumlah foto tersebut didapatkan dari berbagai pihak. "Baik dari keluarga para pendiri pesantren, hingga masyarakat umum," terangnya. Dan nantinya yang akan dipamerkan diprioritaskan gambar yang belum pernah diketahui masyarakat, lanjutnya. "Kalau yang sudah beredar di media, kan sudah biasa," ungkapnya.
Tidak semata foto yang akan dipamerkan. Devisi ini juga sudah menemukan kitab karya KH Abdul Wahab Chasbullah yang berjudul Panyirep Gemuruh. "Naskah didapatkan dari Surabaya dan telah kami foto copy," terangnya.
Demikian pula, devisi ini berhasil mendapatkan barang bersejarah yang berhubungan dengan pendiri dan pengasuh, serta keluarga besar Pesantren Tambakberas, sebutan akrab pesantren Bahrul Ulum.
"Ada tongkat komando dan dampar ngaji KH Abdul Wahab Chasbullah, juga sepeda angin KH Chudori Irfan, al-Quran milik KH Hamid Hasbullah, meja marmer KH Hasbullah Said, hingga meja bundar tempat Mbah Wahab memimpin rapat," kata peraih gelar doktor dari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung ini.
Panitia juga sedang mengusahakan agar kursi santai yang biasa digunakan Mbah Wahab, sapaan akrab KH Abdul Wahab Chasbullah juga bisa dipamerkan. Demikian pula kitab-kitab lama yang dibunakan para pendiri dan pengasuh serta keluarga Pesantren Tambakberas di masa awal, turut dipajang selama pameran.
Berkat upaya keras devisi ini, setidaknya mulai terkumpul sejumlah benda bersejarah yang menguatkan kiprah para kiai dan ulama pesantren ini. Beberapa waktu berselang juga telah ditemukan batu bata ukuran besar saat melakukan proses pembangunan masjid Unwaha. "Demikian pula lumpang batu yang digunakan meramu obat milik KH Abdus Salam atau Mbah Sehah yang menjadi pendiri pesantren ini," kata Gus Huk.
Sejumlah benda bersejarah dan penuh makna tersebut akan dipamerkan bersamaan dengan acara expo dari tanggal 27 Mei hingga 2 Juni di Gedung Serba Guna KH Chasbulloh Said, yang masih berada di area Pesantren Tambakberas. (Ibnu Nawawi/Fathoni)