Daerah

Rais Syuriyah NU Jateng: Sistem Pendidikan Tak Sesuai Ilmu Jiwa

NU Online  ·  Kamis, 18 Agustus 2016 | 06:00 WIB

Rembang, NU Online
Seringnya pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan di Indonesia menimbulkan tanggapan serius dari Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH A'wani Sya'roni. Ia menganggap sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia belum begitu tepat, karena masih melenceng dari amanah Undang-undang Dasar 1945.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Musthofa Desa Lodan Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang tersebut mengatakan, pendidikan di Indonesia perlu digalakkan yang cocok dengan UUD 1945. "Memang kalau pendidikan nasional itu berlaku, berjalan dan cocok dengan UUD 1945 maka akhlak pelajar akan menjadi baik," tuturnya.

Hal itu disampaikan karena maraknya kekerasan kepada guru yang dilakukan orang tua siswa maupun siswa yang belakangan ini terjadi. Ini merupakan keprihatikan khusus yang harus segera teratasi.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai A'wani sapaan akrabnya juga menyinggung soal rencana full day school yang diwacanakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang baru, Muhadjir Effendy. Ia menganggap ini tidak sesuai dengan ilmu jiwa.

"Dalam satu KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), murid bertemu guru tujuh jam itu sudah jenuh, pikiran sudah rubah. Kalau sekarang sampai satu hari, ini apa yang terjadi, komunikasi dengan orang tua kurang, akhirnya banyak yang berani orang tua. Pendidikan agamanya kurang, sebab pendidikan Diniyahnya tidak ada," terangnya.

Dalam UUD 1945, lanjut Kiai A'wani pokok pendidikan agar rakyat menjadi takwa, iman dan akhlak mulia.

"Sedangkan sekarang yang menjadi pokok kelulusan ujian itu bukan akhlak, tapi nilai. Sehingga menjadikan fokus kepala sekolah harus meluluskan siswanya dengan nilai, bukan akhlaknya. Akhirnya apapun dilakukan untuk memperoleh kelulusan," ujar kiai yang juga mengajar di Madrasah Ghozaliyyah Syafi'iyah (MGS) Sarang tersebut. (Aan Ainun Najib/Zunus)