Daerah

Ragam Kalangan Di Jepara Bicarakan Gus Dur

NU Online  ·  Kamis, 1 Januari 2015 | 13:56 WIB

Jepara, NU Online
Pada peringatan Haul ke-5 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) beragam kalangan hadir di aula lantai 2 Gedung NU Jepara, di Jalan Pemuda 51, Jawa Tengah. Tidak hanya warga NU, tapi pejabat, kaum lintas agama, dan politisi.
<>
Haul yang digelar Gusdurian Jepara berlangsung Selasa (30/12) malam itu hadirin boleh berbicara soal Gus Dur.

KH Asyhari Syamsuri, ketua PCNU Jepara menyebut Gus Dur sebagai ‘wali’ sebab ia sering berkomunikasi dengan para wali saat berziarah ke makam auliya. Kiai Asyhari menambahkan, Gus Dur merupakan sosok yang peduli pada perubahan bangsa dan negara.

“Gus Dur tidak hanya mementingkan kelompoknya sendiri tetapi semua yang ia lakukan untuk bangsa dan negara,” terang Kepala SMK Negeri 3 Jepara.

Sosoknya, bagi Asyhari, banyak yang bilang sangat kontroversial. Tetapi jika ditelaah lebih dalam, jelas rasional. Misalnya Gus Dur pernah berkeinginan untuk ‘menghapus’ ucapan salam dengan selamat.

“Jika diteliti dengan seksama keinginan Gus Dur untuk bangsa dan negara. Bukan untuk satu kelompok saja,” tegasnya.

Begitu pula dengan pembelaan Gus Dur untuk kelompok Ahmadiyah, ungkap Dia, bukan soal mengikuti ajarannya melainkan membela kaum yang tertindas.

H Muhdi, Kepala Kemenag Jepara mengagumi Gus Dur. Saat kuliah di Mesir, Gus Dur tak pernah ikut, namun bisa menyelesaikan ujian. Itu salah satu kekagumannya. Kekaguman yang lain apa yang diuraikan Gus Dur akan terjadi 2-3 tahun berikutnya.

Pendeta GITJ Jepara Danang Kristiawan menyatakan, memiliki Gus Dur sama seperti memikul beban berat. Menghadirkan Gus Dur sebagai sosok yang dikagumi juga harus sesuai dengan lakunya. Bukan hanya sekadar mengagumi dan mencintai.

Gus Dur, sambungnya, sebagaimana artikel Sindhunata di majalah Basis berjudul “Gus Dur dan Revolusi Mental”. Sidhunata menguraikan sosok Gus Dur mampu menghayati cinta kepada sang pencinta secara mendalam sehingga ia mampu memanusiakan manusia.

Sekretaris PCNU Jepara, Lutfi Rahman mengatakan, pikiran dan sikapnya Gus Dur sangat kontekstual. Gus Dur bagi Lutfi sosok pemimpin maslahat untuk rakyat.

Dalam konteks Jepara, ia merindukan sosok laiknya Gus Dur yang dimiliki semua kalangan lintas agama. Tokoh pemersatu.

“Kebijakan yang diputuskan penguasa di Jepara tidak hanya soal bencana saja tetapi hendak menyeluruh dalam segala aspek baik soal ekonomi, sosial dan sebagainya. Tentu harus sesuai maslahat rakyat,” lanjutnya. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)