Daerah

PWNU Jateng Serukan Nahdliyin Pererat Silaturahim Usai Pemilu

NU Online  ·  Selasa, 4 Juni 2019 | 06:30 WIB

PWNU Jateng Serukan Nahdliyin Pererat Silaturahim Usai Pemilu

Rais PWNU jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh

Semarang, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah menyerukan kepada Nahdliyyin agar memanfaatkan momentum Idul Fitri 1440 Hijriyah untuk meningkatkan silaturahim sekaligus konsolidasi di level basis.

“Pesta demokrasi kemarin mungkin sempat memunculkan ekses daan dampak yang berakibat tidak rukunnya sesama warga NU, munculnya jarak antar nahdliyyin terutama di akar rumput akibat beda pilihan dalam kontestasi itu. Dan hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,” ujar Kiai Ubaidullah di Semarang, Senin (3/6).

Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, momentum puasa ramadhan yang dilanjutkan dengan Idul Fitri hendaknya dapat dimanfaatkan kembali untuk merajut kembali kebersamaan antar sesama Nahdliyyin. Pasalnya, banyak pekerjaan rumah NU untuk pemberdayaan warga dn itu diperlukan kekompakan dan kebersamaan.

Menurutnya, perbedaan itu sudah ditumpahkan pada saat coblosan 17 April lalu yang hasil akhirnya masih harus sama-sama menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) karena muncul sengketa hasil pemilu yang saat ini sedang berproses.

"Jadi, sebagai warga negara yang baik semestinya nahdliyin cukup menunggu hasil dari MK, tidak perlu ikut-ikutan gaduh apalagi sampai demo, karena hanya akan membuang buang energi saja," tandasnya.

Dia menambahkan, sebaiknya saat sekarang warga NU khususnya di Jawa Tengah mempelopori silaturahim untuk menghapus jarak yang sempat menganga sekaligus merapatkan barisan NU di akar rumput karena beda pilihan.

Para pengurus NU di tingkat ranting, tutur KH Ubaidullah, memegang peranan penting untuk mengkonsolidasikan potensi warganya, tahun pertama masa Khidmah PWNU Jateng hasil Konferwil Grobogan adalah konsolidasi potensi ranting, untuk menyiapkan infrastruktur personil pengurus yang dapat melayani kebutuhan dasar warga meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi (UMKM), dan pertanian.

Memasuki tahun kedua lanjutnya, prioritasnya sudah harus dalam bentuk aksi, dan ini sebagian sudah berlangsung di ranting-ranting. Sejumlah ranting sudah ada yang memulai membuka layanan kebutuhan dasar warga itu.

“Bagi kami tolok ukur aktif dan dinamisnya NU itu ada di level Ranting dan MWCNU, karena itu kami mendorong kepada cabang-cabang NU untuk melakukan penguatan pengurus NU di tingkat Ranting dan MWC dalam empat bidang, yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pertanian,” pungkasnya. (Samsul/Muiz)