PWNU Jabar: Hari Pahlawan Ingatkan Semangat Berkorban
NU Online · Senin, 10 November 2014 | 13:03 WIB
Bandung, NU Online
Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran para pahlawan yang berjasa dalam merebut kemerdekaan untuk Indonesia. Karena itu, makna hari pahlawan sangat tinggi nilainya untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Semangat juang perlu dijadikan perhatian utama setiap kali peringatan hari pahlawan.
<>
Demikian disampaikan Katib Syuriah PWNU Jawa Barat KH Rachmat Syafe’I di pesantren Al-Wafa’, kota Bandung, Ahad (9/11).
Kiai Rachmat menerangkan, makna hari pahlawan terdapat suatu ikhtiar atau perbuatan dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
“Makna yang pokok adalah bagaimana kita mempunyai jiwa seperti para pahlawan melalui jiwa patriotisme mempertahankan hak asasi manusia, kebebasan bernegara, dan kebebasan berbuat kebaikan,” tuturnya saat ditemui NU Online, Ahad (9/11) malam.
Menurutnya, semangat jiwa untuk berkorban bisa ditujukan demi kebaikan diri, keluarga dan lingkungan. Bagi kiai Rachmat, berkorban itu bukan hanya dalam keadaan berperang, tetapi dalam keadaan damai bisa juga berkorban dalam bentuk semangat untuk menjaga diri mengembangkan diri, keluarga. “Jangan sampai menyimpang dari aturan-aturan hukum dan agama,” tambahnya.
Ketua bidang fatwa MUI Jabar ini mengakui, saat itu pahlawan memang lebih banyak muslim. Tetapi ia mengajak masyarakat muslim untuk tidak mengabaikan pahlawan dari non-muslim karena sama-sama berjasa terhadap kemerdekaan Indonesia.
“Karenanya, orang Islam sekarang harus sadar bagaimana supaya mampu meneladani mereka untuk berbuat baik, sehingga menjadi orang besar manfaatnya, terutama untuk kemanusiaan,” terang KH Rachmat Syafe’i.
Selain itu, ia juga mendorong kepada generasi muda khususnya kalangan pelajar supaya meningkatkan semangat jihad dalam mencari ilmu dengan sungguh-sungguh. Kiai Rachmat memperkuatnya dengan semboyan Hibrul qalam, asyhadu minad dam (tulisan ilmu lebih suci daripada darah pejuang perang).
Hakikat manusia, lanjut Kiai Rachmat, pada hakikatnya ingin berbuat baik. Karena itu, ia berharap masyarakat Indonesia dapat menjaga keinginan suci tersebut. Agar, ke depannya dapat merealisasikan sesuai fungsi masing-masing dengan sekuat tenaga untuk mencapai kemuliaan dalam berbangsa dan bernegara. (M Zidni Nafi’/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua