Jember, NU Online
Kesungguhan menjalankan puasa dengan menahan lapar harus diikuti dengan menjaga lisan dari perkataan yang tidak benar dan menjaga hati dari kotoran penyakit dengki, sombong, dan sebagainya.
Demikain diungkapkan Wakil Bupati Jember, Jawa Timur, KH A Muqit Arief saat memberikan tausiyah di mushalla Pemerintah Kabupaten Jember, Kamis (9/5).
Menurutnya, antara lisan orang yang berpuasa dan hatinya harus berjalan seiring (dalam kebaikan) jika ingin puasanya diterima oleh Allah SWT. Jika tidak, maka puasanya tak lebih dari sekadar bermain-main dengan haus dan lapar.
“Usahakan waktu di bulan Ramadan berpuasa dengan sungguh-sungguh, yaitu menyelaraskan antara lisan dan hati,” jelasnya.
Keselarasan lisan dan hati itu juga perlu diterapkan dalam melayani rakyat. Puasa Ramadhan, seharusnya menjadi pendorong, khususnya bagi abdi negara untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. Ketika lisan dan hati sudah selaras, maka di situlah hikmah puasa betul-betul dirasakan, dan itu seharusnya berkelanjutan. Sebab, tantangan terbesar manusia adalah berbedanya suara lisan dan isi hati. Dari situlah kerusakan dunia bermula, misalnya penipuan, pertengkaran, dan sebagainya.
“Mari kita ambil hikmah puasa dengan menjaga keselarasan lisan dan hati,” pungkas A’wan PCNU Jember itu. (Aryudi AR)
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
4
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua