Daerah

Prihatin Pelecehan Terhadap Perempuan, IPPNU Banyuwangi Gelar Kajian

NU Online  ·  Sabtu, 17 November 2018 | 14:00 WIB

Prihatin Pelecehan Terhadap Perempuan, IPPNU Banyuwangi Gelar Kajian

Kajian terhadap pelecehan perempuan, oleh IPPNU Banyuwangi

Banyuwangi, NU Online
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPPNU) Banyuwangi, Jawa Timur mengadakan acara aksi solidaritas kepada Ibu Nuril, seorang wanita yang tengah menjadi di perbincangan, baik di media sosial maupun media massa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kasus yang tengah menimpanya, menjadi korban pelecehan namun dipenjara.

Acara yang dilaksanakan pada Jumat (16/11) bertempat di halaman Gedung Wanita Banyuwangi ini diikuti oleh sekitar 30 peserta dan beberapa anggota organisasi mahasiswa yang berada di Banyuwangi, anggota IPPNU Banyuwangi, KPAI Banyuwangi, dan masyarakat sekitar.

Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Regional Jember menghadirkan Ira Rachmawati, seorang jurnalis perempuan dan Ahmad Rifa'i dari Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Banyuwangi sebagai narasumber diskusi.

Ira mengatakan, kekerasan tidak hanya fisik saja, namun bisa juga berupa kekerasan psikologis, contoh saja catcalling dan body shaming. "Kekerasan tidak hanya pada fisik, namun juga psikologis, contohnya catcalling, body shaming,” jelasnya.

Tidak banyak perempuan yang berani melaporkan kasus pelecehan yang menimpa dirinya. Banyak sebab yang melatarbelakangi ketidakberanian itu. Salah satunya adalah karakter perempuan itu sendiri. “Seperti karakter perempuan sendiri dan juga tekanan dari lingkungan sosial Indonesia yang masih kental dengan patriyarki," tambahnya.

Menurut Nabila anggota IPPNU Banyuwangi, acara seperti ini sangat bermanfaat bagi banyak orang dan bisa memberikan pencerahan dalam menggunakan sosial media, begitu pula juga membantu menyuarakan agar kasus yang sedang menimpa Ibu Nuril bisa dihentikan.

"Kita menjadi terlatih untuk lebih peka dengan fenomena sosial seperti ini, terutama bagi pelajar yang sudah memasuki zaman internet dan media sosial. Selain itu bisa membantu menyuarakan untuk melakukan penolakan terhadap eksekusi Ibu Nuril,” imbuhnya.

Acara kajian ditindaklanjuti dengan membuat surat untuk membantu menolak eksekusi Ibu Nuril yang akan dilaksanakan pada Rabu (21/11), surat dikirimkan pada Hotman Paris. (Hanan/Muiz)