Daerah

Potret Santri Tidak Mudik, Ada Tugas Pesantren hingga Tiket Mahal

Sab, 6 April 2024 | 11:30 WIB

Potret Santri Tidak Mudik, Ada Tugas Pesantren hingga Tiket Mahal

Sejumlah santri bersiap shalat jamaah di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat (5/4/2024). Mereka memilih tidak mudik karena tugas pesatren dan tiket mahal. (Foto: NU Online/Syarif)

Jombang, NU Online

Pesantren Tebuireng sudah memulai libur Ramadhan dan Idulfitri 1445 sejak Sabtu, 30 Maret 2024. Namun, beberapa santri Tebuireng tampak belum mudik dan terlihat mengikuti jamaah shalat lima waktu bersama KH Abdul Hakim Mahfudz di Masjid Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.


Muhammad Choiril, santri asal Pasuruan memilih tidak mudik ke kampung halaman. Ia terlihat masih aktif mengikuti jamaah shalat lima waktu di Pesantren Tebuireng bersama santri lainnya. Choiril beralasan, ia tidak mudik karena punya tanggung jawab sebagai abdi ndalem dan pembina santri. 


"Tahun ini tidak mudik, kebagian jaga pesantren. Kalau tidak mudik, kegiatan jamaah shalat lima waktu aktif seperti biasanya," jelasnya saat ditemui di Masjid Tebuireng, Jumat (5/4/2024). 


Choiril menambahkan, di Pesantren Tebuireng masih terdapat santri yang belum mudik karena masih mendapat tugas atau memang sengaja tidak mudik. 


Namun, ia bersyukur dengan tidak mudik maka bisa mengikuti kegiatan yang dihadiri pengasuh dan para asatidz. Menjadi lebih dekat dengan sosok kiai, karena mayoritas santri pada mudik. 


"Kalau liburan seperti ini kita bisa shalat jamaah di dekat pengasuh. Sementara saat hari aktif, harus rebutan dengan santri lainnya," ungkapnya.


Maha santri Mahad Aly Hasyim Asy'ari ini mengatakan, meskipun pesantren libur, santri yang masih berada di pondok tidak perlu khawatir untuk hidangan buka puasa dan sahur. Karena masih disediakan oleh pesantren. 


"Selama liburan, kebanyakan santri yang di pesantren mengisinya dengan baca Al-Qur'an, i'tikaf di masjid, dan bersih-bersih," terang Choiril.


Asmanto, santri asal Dharmasraya, Sumatera Barat juga memilih tidak mudik ke kampung halaman. Ia beralasan tiket untuk pulang lumayan tinggi. Apalagi tiket pesawat yang mahal. 


Di aplikasi jual beli tiket, harga tiket pesawat tanggal 6-7 April 2024 dari Surabaya ke Padang sudah ada yang tembus Rp6.094.000 sekali perjalanan.


Ada tiket yang lebih murah yaitu seharga Rp4.767.000 sekali perjalanan. Tiket ini pun bukan tiket penerbangan langsung, melainkan transit di Kuala Lumpur.


Harga tiket pesawat sedikit lebih murah hanya tersedia di tanggal 2 April 2024 dengan dibanderol seharga Rp1.124.000. "Harga tiket pesawat dari Surabaya ke Padang lagi mahal-mahalnya. Jadi milih tidak mudik saja," katanya. 


Asmanto menjelaskan, jarak tempuh dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ke kediamannya masih lumayan jauh. Sehingga membutuhkan waktu dan biaya tambahan.


Untuk menuju ke rumahnya bisa juga lewat Bandara Sultan Thaha di Jambi, tapi biaya tetap mahal. Bandara terdekat berada di Muara Bungo, tapi biayanya lebih mahal dan tidak terbang setiap hari.


"Pilihan lainnya mudik pakai bus, biaya bisa separuh lebih murah dari pesawat. Hanya saja perjalanannya berhari-hari dan uang habis untuk makan di jalan," tandas Asmanto.