Daerah

PMII Jangan Melempem!

NU Online  ·  Sabtu, 18 Oktober 2008 | 14:03 WIB

Brebes, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam perjuangannya menegakan panji-panji NU, jangan sampai melempem dalam segala suasana. Ibarat kerupuk, PMII jangan sampai melempem ketika ada air hujan kesedihan atau kegagalan yang menimpanya. Tapi harusnya tetap tegar tanpa kenal lelah dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat termasuk dalam menegakan aqidah ala ahlusunnah wal jamaah.

“Pergerakan harus terus dinamis. Jangan jemu mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro pada rakyat,” ajak Pengasuh pondok pesantren modern Al Falah desa Jatirokeh Kecamatan Songgom Kab. Brebes Drs HM Nasrudin saat menyampaikan paparan pada peserta Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaaba) PC PMII Brebes di MTs Negeri Model Brebes, Jumat (17/10) malam.<>

Pasalnya, sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, Mahasiswa antara lain dinanti sumbangsihnya untuk mengabdikan diri pada masyarakat. “Sebagai kaum intelektual, cara yang santun yakni lewat pengkritisan pada pelaku kebijakan demi kemaslahatan rakyat banyak,” ujar Nasrudin yang juga Ketua DPRD Kab. Brebes itu.

Sebagai Pimpinan Dewan, dia sangat senang ketika ada demo yang dilakukan oleh Mahasiswa. Artinya, mahasiswa itu telah mampu menyalurkan aspirasi yang tersumbat. Pergerakan yang dilakukan Mahasiswa sama artinya sebagai air pendorong dan juga pipa penyalur kepentingan masyarakat.

Sebagai organisasi Mahasiswa Islam apalagi yang memiliki ikatan historis dengan NU, maka ketika ada persoalan yang menyangkut Aqidah Akhlaq Islamiyah, seyogyanya PMII berada di garda terdepan untuk turut serta memperjuangkannya.

Ketika seorang pelaku kebijakan menggunakan uang rakyat, selingkuh, mencaplok hak-hak rakyat PMII harus tampil meluruskan akhlak pejabat tersebut. “Bergerak, terus bergerak!” paparnya dengan semangat.

Nasrudin melihat, kesuksesan seorang mahasiswa tidak melulu dari IPK yang tinggi belaka. Tapi aktivitas di intra dan ekstra kampus seperti menjadi aktivis jauh lebih nyata sebagai implementasi kecerdasan intelektual dan emosional.

Surya Darma Ali dan Slamet Efendi Yusuf misalnya adalah aktivis PMII yang sukses. Kesuksesana tersebut karena rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat dari seorang aktivis jauh lebih nyata dan kuat. Sehingga dalam perjalanannya mencapai kesuksesan.

Maaf, lanjutnya, mahasiswa yang cuma berada di belakang meja tembok kampus saja, pada akhirnya tidak bisa menghadapi kenyataan ditengah-tengah masyarakat. Sehingga mereka saat terjun ke masyarakat akan terus tersisih dan tersisih. “Agar tidak tersisih, sejak dini tanggung jawab sosial PMII kepada Masyarakat, dibuktikan,” tandasnya.

Ketua Panitia Mapaba, Astari melaporkan, kegiatan tahunan ini sengaja digelar untuk menghimpun kembali para Mahasiswa Islam Brebes dalam satuan gerak langkah yang pasti. Dengan harapan para anggota nanti mampu menegakan aqidah ala ahlusunah wal jamaah lewat berbagai aktivitas yang digelar. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari (17-19/10) ini diikuti 48 peserta. (was)