Daerah

PMII Ingatkan Potensi Alam di Kalimantan Barat

NU Online  ·  Rabu, 16 Januari 2019 | 05:00 WIB

Pontianak, NU Online
Kalimantan Barat kaya akan potensi alam. Karenanya perlu dilakukan terobosan dengan mendekatkan kawasan industri ke sumber energi terbarukan untuk menunjang pembangunan berkelanjutan dan mengatasi kemiskinan.

Karenanya, Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalimantan Barat bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Pontianak menggelar seminar nasional. Tema yang diangkat adalah  optimalisasi pengembangan energi baru Terbarukan (EBT) di Kalimantan Barat menuju kemandirian energi nasional. Kegiatan  dipusatkan di Politeknik Negeri Pontianak, Selasa (15/1).

Hadir sebagai pembicara yakni anggota DPR RI (Komisi VI) Maman Abdurahman, Manager New and Renewble Energy for Transportation PT Pertamina Persero Ary Kurniawan. Juga Marketing Branch Manager KalbarTeng PT Pertamina Persero Muhammad Ivan Syuhada, juga peneliti senior Politeknik Negeri Pontianak Sunarno, dan dihadiri ratusan peserta dari berbagai kampus di Kalimantan Barat.

Presiden Mahasiswa Polnep Pontianak dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya bisa bekerjasama dengan PMII Kalimantan Barat pada seminar nasional tersebut.

"Saya mewakili teman-teman mahasiswa Polnep sangat bangga bisa mengadakan acara yang luar biasa keren ini bersama-sama dengan PMII Kalbar,” kata Arie Pratama. Harapannya, ke depan kerja sama ini akan terus berlanjut sehingga kita tetap bisa saling bersinergi, lanjutnya.

Sementara Ketua PKC PMII Kalbar Mu'ammar Kadafi mengatakan salah satu kabupaten di provinsi ini ada kandungan uranium yang perlu didorong untuk membuat nuklir.

"Bahkan Kementrian ESDM tahun 2017 di daerah Melawi ada kandungan uranium untuk bahan membuat nuklir. Nah itu yang perlu kita dorong kepada pemerintah," katanya.

"PLN Kalimantan Barat hari ini juga sudah memulai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kita selaku mahasiswa harus mendorong upaya pemerintah pusat maupun daerah untuk mewujudkan kemandirian energi nasional sehingga menunjang ekonomi Indonesia," ungkap Kadafi.

Pada kesempatan yang sama, Puder I Politeknik Negeri Pontianak, Arianto mengemukakan bahwa secara penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sudah mendapatkan penemuan yang mungkin tidak terlalu besar. “Yaitu membantu masyarakat dengan mencoba memanfaatkan potensi yang ada di Kalbar dengan memanfaatkan listrik menggunakan tenaga air,” jelasnya.

Pemerintah menargetkan porsi bauran penggunaan EBT di Indonesia dapat mencapai 23% di tahun 2025 dari total dari penggunaan energi yang lain khususnya dari fosil, untuk 2019 baru mencapai 12,6%. 

“Inilah yang perlu kita tingkatkan, dan saya rasa Kalbar sangat potensial,” tandasnya sekaligus membuka seminar. (Rika/Ibnu Nawawi)