PMII Desak Pemkab Bandung Optimalkan Bank Sampah
NU Online · Senin, 29 September 2014 | 00:02 WIB
Bandung, NU Online
Pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hanya sebatas wacana. Tindak lanjut dari Pemda belum tampak hasilnya. Demikian disampaikan Setiawan Maulani, Ketua 1 Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indoensia (PMII) Kabupaten Bandung.
<>
Aktivis yang akrab disapa Setiawan ini mengatakan, seharusnya ada sinkronisasi antara bank sampah dan penertiban sampah di Kabupaten Bandung. “Saya pribadi merasa malu, serasa Kabupaten Bandung ini sebagai tempat pembuangan sampah,” ungkapnya saatnya ditemui NU Online di kantor PWNU Jabar, Sabtu malam (27/9).
Menurutnya, perlu ada inisiatif dari Bupati Bandung untuk lebih menertibkan pasar-pasar yang ada di daerahnya. Ia mencontohkan beberapa pasar, misalnya, di Bandung Timur ada pasar Rancaekek, Cileunyi, Cicalengka; belum lagi di Bandung Selatan, misalnya Banjaran, Soreang, dan lain-lain.
“Apakah (persoalan sampah) memang harus diserahkan ke pasarnya masing-masing? Ya jelas, tapi nihil jika tanpa adanya instruksi dari Bupati,” ujar Setiawan.
Menurut info yang dihimpun oleh NU Online, ada wacana bahwa pasar-pasar tradisional di Bandung akan dijadikan pasar dengan konsep modern atau istilah lainnya pasar sehat. Tetapi Setiawan mengamati yang terjadi di pasar Cileunyi misalnya, awal-awalnya memang baik, setiap hari sampah di pasar tersebut diangkut, namun sekarang seminggu sekali baru diangkut.
Optimalkan Bank Sampah
Untuk mengatasi permasalah sampah, menurutnya langkah awal Pemda seharusnya menertibkan bank sampah dari setiap kecamatan. Sebab ketika bank sampah sudah tertib, otomatis pengelolaan sampah bisa berjalan dengan baik.
Pihaknya meyakini bahwa Pemda sebenarnya tidak ada kendala jika membeli peralatan untuk mengelola sampah, misalnya memberikan bak penampungan sampah di setiap RW hingga menambahkan beberapa unit truk pengangkut sampah di setiap kecamatan.
“Terlepas dari tanggung jawab Pemerintah, semua masyarakat juga harus bertanggung jawab untuk sadar dan peduli terhadap lingkungan,” tegasnya.
Sebagai pergerakan yang mempunyai tanggung jawab sosial, Setiawan menerangkan bahwa dalam PMII itu terdapat Lembaga Pengembangan Advokasi Masyarakat (LPAM) yang bertugas untuk mendidik dan bekerja sama dengan masyarakat, baik itu masalah agama, pendidikan, sosial, budaya, politik dan sebagainya.
Ia mengungkapkan, PC PMII Kabupaten Bandung telah berkontribusi terhadap masyarakat, misalnya baru-baru ini mengadakan sosialisasi Pemilu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, lalu mengadakan Desa Binaan di dua desa di Kecamatan Cileunyi.
“Kita bersama untuk mencerdasakan masyarakat, ketika masyarakat sudah cerdas kita akan untuk membimbing dan bekerja sama dalam masalah apapun,” lanjut mahasiswa jurusan PAI UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Selain itu, Setiawan menganggap kepemimpinan Bupati Kabupaten Bandung Dadang Naser agak tertutup, sehingga sulit untuk mengadakan pertemuan khusus dengannya.
“Organisasi PMII itu sebagai jembatan antara pihak masyarakat dan dan birokrasi. Harapan kami, PMII bisa mengadakan audiensi dan mediasi kepada Bupati untuk bisa menyelesaikan masalah bersama, khususnya terkait kenyamanan bagi warga kabupaten bandung. Jadi,” pungkasnya. (Muhammad Zidni Nafi’/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
6
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
Terkini
Lihat Semua