Palangkaraya, NU Online
Gemuruh tepuk tangan memenuhi auditorium acara ketika sejumlah pelajar NU menampilkan dua tarian khas suku Dayak, akhir pekan kemarin. Melenggak-lenggok gemulai, meloncat, memanjat punggung, sampai memperagakan adegan perang-perangan.
Meraka unjuk kebolehan dalam dua regu. Kelompok pertama yang terdiri dari delapan pelajar menarikan Mandau, tarian atraktif yang mempertontonkan adegan perkelahian antara kaum laki-laki dan perempuan.
Kesenian tradisional suku Dayak yang satu ini menceritakan tentang segerombolan lelaki yang menggoda sekelompok perempuan. Demi menjaga diri, kaum hawa pun melakukan perlawanan sehingga terjadilah perkelahian sengit. Mandau adalah nama senjata tradisional suku Dayak yang berbentuk parang atau pedang.
“Ini bukan tarian tentang anjuran kekerasan. Filosofinya adalah bahwa orang dayak akan selalu melindungi tanahnya bila diganggu,” kata Putera Sadiq Rahman, pembina yang mendampingi para penari.
Para pelajar tersebut berasal dari Madrasah Aliyah Muslimat NU Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Mereka pernah menampilkan tarian yang sama pada perhelatan Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif NU Nasional II (Perwimanas II) dan berhasil meraih juara pertama pentas seni tradisi.
Dalam aksi panggungnya, para pelajar tingkat menengah atas ini berdandan layaknya masyarakat tradisional Dayak: semua berdandan wajah, berpakaian adat lengkap dan asesorisnya. Para pria secara khusus memasang imitasi congor tengkorak burung tingang, serta bertelanjang dada dengan lukisan tato di lengan dan kaki.
“Congor atau paruh itu menunjukkan bahwa orang dayak tajam saat berburu setajam congor itu,” tambah Putera yang menjadi Pembina Pramuka di MA Muslimat NU Palangkaraya.
Selepas tarian Mandau, pertunjukkan tarian Atei Tarujam tak kalah meriah. Menurut Putera, kesenian gerak yang terakhir ini bercerita tentang bulu perindu atau semacam ilmu gaib pemikat perempuan. Dalam kesempatan itu, tarian diperagakan oleh sembilan orang.
Dua tarian tersebut disajikan sebagai “ungkapan selamat datang” kepada peserta Diskusi Pra-Munas dan Konbes. Acara diikuti para utusan dari seluruh Pengurus Cabang NU (PCNU) dan Pengurus Wilayah NU (PWNU) se-Pulau Kalimantan. Hadir pula dalam acara pembukaan Wakil Rais 'Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Wakil Gubernur Kalteng Habib Said Ismail. (Mahbib)