Daerah

Pesantren, Tempat Menempa Jadi Individu yang Baik

NU Online  ·  Jumat, 20 Mei 2016 | 05:01 WIB

Way Kanan, NU Online
Pesantren adalah tempat belajar yang mengubah perilaku hidup individu menjadi lebih baik. Pengakuan ini disampaikan Rudi Hartono, santri Assiddiqiyah 11 Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan yang berasal dari Kabupaten Tanggamus.

"Di tempat ini saya bisa mengubah perilaku saya menjadi lebih baik. Ilmu pengetahuan juga saya dapatkan, baik agama, sosial, maupun umum," kata dia saat diwawancarai santri Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) GP Ansor Way Kanan di Gunung Labuhan, Jumat (20/5).

Rudi lahir di Petai Kayu, Ulu Belu, Tanggamus 4 Juli 2000. Setelah menimba ilmu di pesantren asuhan Kiai Imam Murtadlo Sayuthi, anak kedua dari Jumari dan Siti Rumanah itu menyatakan manfaat dari belajar membaca Al-Qur'an.

"Dari belajar membaca Al-Qur'an saya mengerti akan panjang pendek huruf-huruf hijaiyah dan memahami hukum-hukum di dalamnya yang menurut saya sangat berat," kata dia lagi.

Rudi mengaku mengerti dan paham akan manfaat dalam belajar bahasa Arab dan Inggris. "Dua pelajaran ini menurut saya sangat mengasyikkan," tuturnya.

Kendati sesekali merasa sedih karena jauh dari orang tua, Rudi bahagia ketika santri-santri lain menghiburnya sehingga kerinduan terhadap orang tua tidak menjadi halangan.

"Saya ingin mendapat ilmu pengetahuan dan menuntut ilmu untuk menuju masa depan guna membahagiakan kedua orang tuanya. Maka di sinilah saya menjadikan pesantren sebagai tempat hidup," ujar Rudi.

Pesantren Assiddiqiyah tempat berlangsungnya Pesantren Kilat BPUN Ansor Way Kanan dipimpin Gatot Arifianto berada di Kampung Labuhan Jaya Kecamatan Gunung Labuhan. Dua sekolah, yakni SMP dan SMK Manba'ul Ulum disediakan untuk belajar ilmu pengetahuan umum bagi para santri. (Nila Suryani/Alhafiz K)