Daerah

Pesantren Syech Abdul Qodir Al-Jaelani Sunat 625 Anak

NU Online  ·  Kamis, 30 Juni 2011 | 08:24 WIB

Probolinggo, NU Online
Sudah menjadi agenda tahunan Pesantren Syech Abdul Qodir Al-Jaelani Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo mengagendakan sunnatan massal bagi warga yang tak mampu. Kali ini, ada 625 anak yang di khitan yang berasal dari 4 kecamatan yakni, Paiton, Kraksaan, Padjarakan, Besuk.

Menariknya, dalam sunnatan massal kali ini, tidak hanya dihadiri Bupati Probolinggo, Drs Hasan Aminuddin, tampak juga Wakil Gubenur Jatim, Saifullah Yusuf serta beberapa Muspida yakni Kapolres, AKBP Zulfikar Tarius, Dandim, Letkol Infanteri Alfi Sahri Lubis dan beberapa tokoh dan ulama kharismatik seperti, KH Hafidz Aminuddin, KH Mahfudz Syamsul Hadi, KH Saiful Hadi, serta beberapa tokoh masyarakat dan warga nadliyin lainnya.
<>
Saat melihat-lihat acara sunnatan massal yang digelar ponpes Rangkang itu, Gus Ipul (panggilan Saifullah Yusuf) sedikit terenyuh melihat banyaknya peserta khitanan yang antre berebut menunggu giliran untuk dikhitan panitia. Tampak ratusan tim medis yang dikerahkan untuk melakukan proses khitan itu.

Wakil Gubenur Jatim, Saifullah Yusuf mengatakan, kegiatan sosial sunnatan massal ini merupakan agenda yang cukup mengena bagi masyarakat dan dirinya mengaku terenyuh saat melihat banyaknya anak kecil yang antusias untuk di khitan.

“Kegiatan ini cukup tepat sekali dilakukan diakhir bulan rajab. Karena, nabi Muhammad SAW sangat menghormati dan mencintai 2 bulan sebelum bulan Ramadhan yakni bulan Rajab. Karena itu, kami sangat aplaus sekali bagi pesantren Syech Abdul Qodir Al-Jaelani ini,” ujar Gus Ipul.

Lebih jauh menurut mantan Ketua Umum GP Ansor ini menegaskan, keberadaan pesantren memang sangat penting peranannya bagi kelangsungan umat Islam. Lebih-lebih lagi pesantren telah banyak pencetak kader yang mempunyai kemampuan syariah dan akhlaq yang baik bagi generasi muda.

“Untuk memahami soal agama. Silahkan anak-anak kita besarkan di lingkungan pesantren, itu agar anak kita menjadi pribadi yang ulil albab (orang yang berakal dan berilmu). Sehingga, tidak terjerumus kepada aliran-aliran yang sehat dan merugikan masyarakat,” himbau Gus Ipul di depan ribuan warga dan wali murid pesantren setempat.

Tidak hanya Gus Ipul, KH Mahfudz Syamsul Hadi dalam pidato agamanya sempat menyinggung soal banyaknya aliran-aliran sesat yang bermunculan saat ini. Menurut Sekertaris MUI ini, di pesantren sudah memulai satu lagi faham yang namanya Ahlusunnah wal Jamaah. Dimana, tekat untuk memahami Islam yang baik dan benar sudah dimulai di pesantren.

“Namun, justru di luar pesantren. Kini, mulai banyak bermunculan aliran-aliran sesat yang justru bertentangan dengan akidah dan syariat Islam. Seperti adanya aliran Ahmadiyah dan NII. Di Ahmadiyah tidak lagi berpedoman atau berdasar pada Al-Qur’an, tetapi dirubah menjadi Tatqiroh. Ini jelas-jelas merusak,” ujar Kiai Syamsul Hadi.

Lebih jauh menurut Ketua Forum Kerukunan Umat Bersatu (FKUB) ini menjelaskan, tidak hanya di Ahmadiyah, di NII sekalipun sudah banyak menyimpang dari apa yang diajarkan oleh Ahlusunnah wal Jamaah dan Nahdlatul Ulama (NU).

“NU secara organisasi telah menyatakan bahwa NKRI adalah final, kalau itu dicederai jelas berurusan dengan warga NU. Apalagi, yang juga menyesatkan, di NII tidak ada faham atau ajaran yang menyuruh sholat, bepuasa dan lain-lain. Karena itu, kita harus tegas menolak ajaran yang mencederai umat Islam ini,” tegasnya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Andi Sirajuddin