Daerah

Pesantren Sulsel Dilibatkan dalam Penanganan TB

NU Online  ·  Ahad, 12 Mei 2013 | 14:00 WIB

Makassar, NU Online
Pada tanggal 11 Mei 2013 diadakan pelatihan BCC (Behavioral Change Community) bagi Motivator Program Perluasan TB Dots Pemberdayaan Pesantren Round 10 di Makassar, Sulawesi Selatan.<>

Kegiatan dibuka oleh Wakil Ketua PP LKNU Drg Hj Fauziah, MKes, tampak hadir pula Ketua PW Muslimat NU Sulsel, Ketua PW LKNU Sulsel Prof Dr H Syafar MS, Fasilitator Pusat dan daerah.

Pelatihan ini dihadiri beberapa perwakilan pesantren di Sulawesi Selatan yakni, Pesantren Nahdlatul Ulum Maros, Pesantren Nahdlatul Ummah Takalar, Pesantren Ma’arif Lasepang Bantaeng, pesantren Ulul Albab, Pesantren MDIA Bontoala, dan utusan banom NU Bantaeng, Makassar, Takalar, dan Maros. 

Dalam sambutan Ketua LKNU Sulsel mengapresiasi komitmen pesantren dan banom untuk menjadi motivator/pendamping bagi orang yang positif TB dan berterima kasih kepada beberapa pihak yang sudah berpartisipasi pada pelatihan ini mulai dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan Sulsel, LKNU Pusat, dan warga Nahdliyin pada umumnya.

Prof Syafar memaparkan pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta dalam melakukan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial, mencetak motivator-motivator sekaligus sebagai fasilitator yang nantinya akan aktif terjun ke masyarakat dalam penanggulangan TB, dan menyusun rencana tindak lanjut. 

Diharapkan output pelatihan ini bagi peserta adanya pemahaman yang komprehensif dalam melakukan advokasi komunikasi dan mobilisasi sosial dalam penanggulangan TB, adanya motivator yang mampu melakukan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial dalam penanggulangan TB, serta adanya rencana tindak lanjut.

Pelatihan ini didasari tingginya jumlah penderita TB di Indonesia yang berada di urutan ke-4 sebagai negara dengan penderita TB di dunia, sementara TB adalah pembunuh nomor satu diantar penyakit menular lainnya termasuk HIV/AIDS. 

”Sudah seharusnya menjadi kesadaran bagi setiap elemen bangsa untuk berperan aktif menanggulangi masalah ini. Hanya dengan komitmen semua pihaklah TB dapat ditanggulangi,” imbuh Fauziah sambutannya.

LKNU memandang bahwa TB adalah problem kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab pemerintah bersama-sama dengan komponen masyarakat. Depkes RI bersama-sama pengurus NU dan komponen masyarakat lainnya dapat menggerakkan masyarakat untuk melakukan penanggulangan yang terencana, terkonsep, terorganisir dan terukur. Untuk itu LPKNU diharapkan dapat berperan sebagai coordinator working group on health program.

Atas dasar itulah antara lain NU menjalin kerjasama dengan Kemenkes RI dan Global Funds dalam penanggulangan TB yang dirancang dalam Program Kegiatan “Program Percepatan Kemajuan Menuju Akses Universal terhadap Kualitas DOTS”. 

Pada tahap round 10 ini PP LKNU akan melaksanakan program ini di 3 provinsi yakni Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat.

Disadari bahwa penanggulangan penyakit TB memerlukan peran aktif dari kader pesantren yang merupakan salah satu komponen yang dapat menggerakkan masyarakat dalam penanggulangan TB. Oleh karena itu, sebagai sarana pencapaian tujuan tersebut, maka akan dilaksanakan Pelatihan BBC bagi motivator, tambah wakil ketua PP LKNU. 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Andy Muhammad Idris