Daerah

Persiapan Pesantren Ihya’us Sunnah Jember Hadapi Pembelajaran Tatap Muka

Sab, 19 Desember 2020 | 09:30 WIB

Persiapan Pesantren Ihya’us Sunnah Jember Hadapi Pembelajaran Tatap Muka

Pengasuh Pesantren Ihya’us Sunnah Jember dan guru SMK Teknologi Pertanian. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Rencana pemerintah untuk menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan tatap muka pada Januari tahun 2021 diharapkan menjadi titik awal normalisasi sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai tempat mendidik dan mencerdaskan anak-anak bangsa.


Demikian disampaikan Pengasuh Pesantren Ihya’us Sunnah, Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ustadz Imam Bukhori menanggapi bakal diterapkannya KBM tatap muka awal tahun 2021.


Menurut Ustadz Bukhori, sapaan akrabnya, normalisasi sekolah dalam mendidik murid-muridnya merupakan hal yang sangat penting demi efektifitas proses pembelajaran.


“Karena itu, saya mendukung 100 persen rencana pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud untuk melakukan KBM dengan tatap muka di sekolah,” ujarnya di sela-sela rapat koordinasi dengan guru dan pengurus Yayasan Ihya’us Sunnah di Jember, Jumat (18/12).


Alumnus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Desa Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo itu menambahkan, harus diakui bahwa menjalani KBM dengan sistem daring selama ini kurang efektif karena banyak hambatan sinyal, khususnya di desa. Meskipun demikian, KBM daring tetap dilaksanakan dengan segala kekurangan dan kelebihannya.


“Semoga tahun depan sekolah sudah kembali normal meskipun mungkin Corona belum lenyap,” ungkapnya.


Di lingkungan Pesantren Ihya’us Sunnah memang cukup susah untuk belajar secara daring terkait sinyal yang tidak stabil. Satu-satunya cara untuk bisa melaksanakan KBM secara daring adalah memasang perangkat wifi. Tapi tidak semua wali murid mau dan mampu memasang wifi karena biayanya lebih mahal dibanding harga paket data.


“Makanya rencana KBM tatap muka, kami sambut baik,” jelasnya.


Untuk itu, Ustadz Bukhori mengaku telah menyiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan KBM tatap muka, terutama di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Pertanian yang dikelolanya.


“Kita menyiapkan yang standar saja, misalnya penerapan 3 M bagi murid dan guru. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Saya kira kalau ini dipenuhi, Insyallah aman,” terangnya.


Ia menegaskan bahwa memakai masker meski ringan tapi bukan hal yang gampang, terutama bagi masyarakat Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Jember.  Sebab, dusun tersebut cukup menjorok lokasinya sehingga penerapan protokol kesehatan sangat lemah, apalagi mereka menganggap Corona sudah selesai sejak dibukanya kenormalan baru beberapa waktu lalu.


“Makanya, penerapan 3 M itu sudah lebih dari cukup di sekolah kami,” jelasnya.


Sementara itu, Kepala SMK Teknologi Pertanian, Muhsin Alatas mengemukakan, penerapan 3 M khususnya menjaga jarak tidak menjadi kendala. Meskipun ruang kelas tidak bertambah, tapi bisa menggunakan teras masjid yang satu halaman dengan gedung SMK Teknologi Pertanian untuk tempat belajar dengan jaga jarak.


“Selain menerapkan 3 M tadi, anak-anak wajib berolah raga sebelum masuk kelas,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin