Daerah

Perjuangan Melawan Kebijakan Kretek Mesti Berlanjut

NU Online  ·  Selasa, 12 Agustus 2014 | 00:29 WIB

Kudus, NU Online
Perjuangan melawan kebijakan kretek harus terus dilanjutkan. Pasalnya, kebijakan tersebut sangat diskriminatif yang bisa berdampak pada kehidupan ekonomi masyarakat Kudus.
<>
Kesimpulan ini mengemuka dalam acara “Ngaji Kretek” yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kudus di hotel @Hom kota Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/8).

Menurut anggota DPRD Kudus Mawahib Afkar, kretek merupakan kearifan lokal yang mutlak mesti diperjuangakan. Apalagi,  hampir 80 persen masyarakat Kudus menggantungkan hidup dari industri rokok.

“Jika rokok dipermasalahkan maka Kudus akan terjadi kiamat kecil, yakni banyaknya pengangguran,” tegasnya saat menjadi pembicara.

Ia menegaskan, pihaknya berkomitmen akan mengawal keberadaan kretek melalui pembuatan regulasi. “Kita akan berupaya supaya aturan yang dibuat tidak tabrakan dengan regulasi yang lebih tinggi,” terang Mawahib.

Pembicara lain, Sekjend Gappri Hasan Aoni, mengatakan sejak tahun 2009 pembatasan kretek telah mempengaruhi serapan tenaga kerja atau buruh yang sebagian besar berasal dari kaum perempuan Nahdliyyin.

“Akibat produksinya berkurang maka berkurang pula serapan tenaga kerja yang rata-rata buruh perempuan,” ujarnya.

Hasan menambahkan, kretek bisa menjadi indikator perbedaan antara NU dan Muhammadiyah. Bahsul masail PWNU Jawa Timur menetapkan rokok adalah makruh  sementara Muhammadiyah menyatakan haram.

“Dari sini peran NU menjaga keberlangsungan kretek sangat luar biasa. Termasuk tidak mau disogok dalam menghukumi rokok,” katanya yang disambut ger peserta.

Seorang peserta Ngaji kretek, Ahmad Wafiy Baq mengatakan, slogan “rokok membunuhmu” sangat diskriminatif dan menimbulkan ketidakadilan. Akibat negatif tentang rokok yang selama ini disuarakan harus diimbangi dengan dampak positifnya.

“Mulai sekarang harus dikampanyekan sisi plusnya merokok dari ranah kesehatan, ekonomi dan sosial,” ujar mantan ketua PC GP Ansor Kudus ini.

Pernyataan senada disampaikan Ketua PC Fatayat NU Kudus Karyati Inayah. Ia menyatakan mendukung upaya perjuangan untuk kretek. Terlebih lagi,  buruh rokok perempuan banyak yang menjadi anggota  Fatayat dan Muslimat NU.

"Kepada perusahaan rokok, kalau bisa produksi kretek jangan diturunkan,” kata Karyati singkat yang hadir sebagai peserta. (Qomarul Adib/Mahbib)