Daerah

Peringati Harlah NU, Warga Nahdliyin Tulungagung Tumplek Blek

NU Online  ·  Jumat, 10 Oktober 2003 | 10:58 WIB

Tulungagung, NU.online
Peringatan Harlah (Hari Lahir) Nahdlatul Ulama ke-80 di Tulungagung, Jawa Timur dilakukan cukup meriah. Puncak kegiatan, (5/10) malam ditandai dengan haflah yang berlangsung di GOR LIUR Desa Mangunsari Kecamatan Kedungwaru. Warga nahdliyin dari berbagai pelosok tumplek blek untuk mengikuti jalannya haflah.

Harlah NU di Tulungagung kali ini bisa dibilang istimewa. Pasalnya, Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyempatkan diri menghadiri puncak peringatan Harlah yang digelar PC NU yang dipimpin KH Drs Mongin Arief itu. Mendengar yang hadir Ketua PB NU, nahdliyin dari berbagai pelosok berduyun-duyun hingga membuat GOR LIR tak mampu menampung.

<>

Begitu KH Hasyim Muzadi mulai pidato untuk memberikan wejangan-wejangan, warga NU dengan khidmat menyimak pembicaraan pimpinannya. Hampir satu jam, warga nahdliyin mendapat 'suntikan' berbagai informasi dari KH Hasyim Muzadi. ''Mugi-mugi, zaman Hasyim Muzadi ini, NU bisa bangkit di Indonesia maupun di dunia internasional,'' ujar KH Hasyim Muzadi.

Dalam pidatonya, Hasyim Muzadi mengingatkan, warga NU harus tampil untuk mberesi syariat dan menegakkan kembali negara Republik Indonesia. Dikatakan, saat ini, kondisi politik bangsa Indonesia sedang dalam keadaan 'Amul Husni' (duka cita). Ekonomi terpuruk, politiknya juga ruwet.

Mulanya Indonesia dipimpin tentara, birokrasi dan Golkar. Selama 32 tahun, mereka berkuasa. Sekarang ini, di Indonesia yang berkuasa ganti Partai Politik. Yang mana, dulunya tidak punya pengalaman berkuasa. Jadinya, Indonesia ya seperti ini,'' katanya.

Syukurlah, kata Hasyim, di tengah-tengah kondisi Indonesia yang 'Amul Husni' itu, NU sebagai organisasi besar masih diberikan jalan yang lapang untuk bergerak dimana-mana. ''Monggo, NU sak niki ditoto organisasine lan dipnterno tokoh-tokohe,'' ungkap Hasyim Muzadi.

Dalam situasi yang demikian, dimana Maqomnya warga NU? ''Maqomnya NU harus menjadi Rohmatan Lil 'Alamiin'' kata mantan Ketua PW NU Jatim ini mengingatkan jamiyyahnya.

Untuk menjadi Rohmatan Lil 'Alamiin, kata dia, ukhuwah nahdliyah NU harus tetap dijaga dan dikembangkan. Selain itu, NU harus tetap diletakkan diatas semua golongan, diatas semua partai. ''NU harus bergerak seperti dulu saat dipegang para ulama,'' ujarnya.

Lalu, apakah NU masih perlu berpolitik? ''Perlu. Tapi, jangan menjadi Partai Politik. Ini untuk melindungi gerakan NU mabadi' khoiron ummah,'' ujar Hasyim Muzadi yang belakangan sering diundang ke luar negeri itu.

Sebelum menemui warganya, KH Hasyim Muzadi mampir ke Pendopo Kongas Arumk Kusumaning Bangsa. Di kediaman Bupati Tulungagung Ir Heru Tjahjono, MM ini, Kiai Hasyim diterima Wakil Bupati Moh Atyiyah SH dan fungsionaris PC NU Tulungagung.(KD-mhb)