Nasional

Pentingnya Haul, Habib Luthfi: Menguak Mutiara Terpendam

Ahad, 25 September 2022 | 06:00 WIB

Pentingnya Haul, Habib Luthfi: Menguak Mutiara Terpendam

Rais Aam Jatman, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, saat berbicara pada haul para ulama. (Foto: YouTube NU Online)

Jakarta, NU Online
Rais Aam Jam’iyah Ahlit Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (Jatman), Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, menjelaskan pentingnya diadakan haul adalah agar orang dapat membuka mata untuk mengetahui jasa-jasa para ulama.


“Adanya haul akan menguak mutiara-mutiara terpendam, dan itu tidak ternilai harganya. Apalagi ulama di Cirebon, seperti kiai Kriya, kiai Muhammad Thalhah, yang satu mursyid Thariqah Syatariyah, yang satu Qadiriyah Naqsabandiyah, ada juga kiai Shabari Ciwedus dan tokoh ulama Cirebon lainnya,” terangnya dalam YouTube NU Online, Sabtu (24/9/2022).


Habib Luthfi mengungkapkan bahwa generasi sekarang banyak yang tidak mengenal tokoh ulama tersebut. Padahal beliau tidak sekedar pejuang agama. Akan tetapi, sebagai bagian dari bangsa Indonesia merasa bertanggung jawab terhadap negerinya, yakni ikut berkontribusi melawan penjajah.


Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) RI itu menambahkan, jika anak-anak kita tidak mengerti perlunya haul maka sejarah pun akan hilang. Ia berharap jika ada haul di mana saja maka silakan datang. Harapannya, syiar sejarah terus terjaga.


“Jangan sampai kita dicap sebagai bangsa yang melupakan sejarah. Karena itu bahaya besar. Untungnya di Indonesia ada peringatan 10 November, untuk memperingati Hari Pahlawan,” kata Habib Luthfi.


“Wahai pahlawanku, setetes darahmu yang jatuh ke tanah, mutiara setinggi apa pun harganya belum apa-apa dibanding jasamu. Itu yang seharusnya ditulis ketika Hari Pahlawan. Bukan hanya ucapan Selamat Hari Pahlawan 10 November,” sambungnya.


Kunci Jadi Wali
Habib Luthfi menjelaskan, jika seseorang mengetahui orang tuanya bersusah payah mencari uang sehingga dapat membuat rumah yang luar biasa. Mereka membangun rumah dengan megah berkat jerih payahnya. Maka dari itu, kunci jadi wali ada dua, yakni taat kepada orang tua dan taat kepada guru.


“Jadi wali itu tidak perlu repot-repot, bukan shalat malam 100 rakaat. Besoknya malah sakit tidak bisa kerja karena kecapean. Jika seseorang ilmunya setinggi langit tapi tidak taat sama orang tua jangan berharap akan keluar karamahnya, seperti Uwaisy al-Qarni yang memiliki pangkat begitu tinggi karena menunggui ibunya,” terang Habib Luthfi.


Habib Luthfi menegaskan bahwa pentingnya haul adalah untuk memperkuat cinta kepada bangsa dan Tanah Air. Karena sekarang kecintaan seseorang terhadap negaranya sudah mulai meluntur. Ketika seseorang cinta betul kepada yang dicintainya, cenderung menutup aib yang dicintainya. Tidak mungkin seorang suami yang cinta kepada istri akan menjelek-jelekkan istrinya.


“Bagaimana jika kita mencintai republik ini, apakah kita akan menyebar aib-aib bangsa ini demi sebuah kepentingan. Mari kita perbaiki bersama-sama jangan saling menyalahkan. Kita hidupkan haul-haul, kita hidupkan maulid Nabi saw. Kita ramaikan haul siapa pun demi menjaga mahabbah kita kepada Rasulullah saw, para sahabat, dan kepada bangsa Tanah Air ini,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori​​​​