Nasional

Habib Luthfi: Jangan Terprovokasi Pengganggu Stabilitas NKRI!

Jum, 28 Oktober 2016 | 02:00 WIB

Brebes, NU Online
Rais ‘Amm Jam’iyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdiyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya menegaskan bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah dari penjajah tetapi karena wirid santri dan perjuangan para ulama serta pejuang lainnya.

Ia menyampaikan hal itu saat berceramah dalam peringatan Hari Santri Nasional di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (25/10) malam lalu. Perjuangan tersebut, katanya, tanpa mengenal lelah selama ratusan tahun dengan mengorbankan harta benda bahkan nyawa.

Untuk itu, Habib berpesan agar pemuda NU jangan terprovokasi dengan isu-isu yang mengganggu stabilitas NKRI. Sebagai penerus kemerdekaan bangsa, pemuda harus terus kobarkan semangat perjuangan. Para pendahulu NU seperti Hadratusyaikh KH Hasyim Asya'ri, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syamsuri, KH Abdul Abbas Djamil telah lama berjuang di medan juang. “Apa sekarang yang bisa kalian berikan untuk NKRI?” tanya habib kepada ribuan pengunjung.

Peringatan Hari Santri Nasional yang digelar IPNU-IPPNU dam Gerakan Pemuda Ansor Ketanggungan juga diisi dengan Festival Hadrah. Ketua Panitia Lomba Hadrah Ahmad Muzaki menjelasakan, lomba ini diikuti 15 peserta di halaman Masjid Jami Murni Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan, Brebes. 

Sebagai juara 1 grup hadrah Pancasona dari ranting IPNU Kubangsari, juara 2 Al-Ikhsaniyatuniswah dari ranting IPPNU Padakaton, juara 3 dari ranting Nurul Fattah IPNU Cikeusal Kidul. Acara ini dimeriahkan grup hadrah Az-Zahir pimpinan Al Habib Ali Zainal Abidin As-segaf dari Kota Tegal.

Sementara penceramah lain Dr H Muhammad Abbas Fuad Hasyim MA dari Pesantren Buntet Cirebon  mengajak para pemuda NU untuk terus memegang teguh Aqidah Ahlusunah wal jama'ah An-Nahdliyah yang sudah dianut para ulama NU. Jangan sampai terjerumus aliran-aliran yang tidak jelas. IPNU dan Ansor sebagai wadah pemuda NU diharap aktif bergerak melakukan kegiatan yang bisa menyentuh masyarakat. (Wasdiun/Mahbib)