Daerah

Penuhi Kebutuhan Tenaga Kesehatan, Unusa Luncurkan Program Pesona

Rab, 12 Agustus 2020 | 10:30 WIB

Penuhi Kebutuhan Tenaga Kesehatan, Unusa Luncurkan Program Pesona

Peluncuran program Pesona Unusa dan webinar. (Foto: NU Online/Ibnu Nawawi)

Surabaya, NU Online
Mewabahnya pandemi virus Corona hingga kini membuat tenaga kesehatan sangat dibutuhkan sejumlah rumah sakit maupun Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas. Tidak hanya di dalam negeri, kebutuhan akan tenaga kesehatan hingga luar negeri.


Penegasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur, Himawan Estu Bagijo, Rabu (12/8). 

 

“Jadi, Disnakertrans Jatim sudah mempersiapkan untuk tenaga kesehatan yang ingin mengasah kemampuan bahasanya dengan laboratorium bahasa agar dapat bersaing dalam dunia industri di luar negeri,” katanya.


Hal itu disampaikannya pada acara peluncuran Pesona Unusa (Public Assesment, Information and Education for Health Unusa) dan webinar yang digelar oleh Fakultas Kesehatan (FKes) kampus setempat.


Dari data di Disnakertrans Jawa Timur, ada sekitar 3,8 persen atau kurang lebih 800 ribu orang pengangguran. Kondisi ini membuat Disnakertrans meminta masyarakat untuk bisa mengembangkan soft skill atau kemampuan di luar teknis dan akademis, jangan hanya hard skill


“Dengan diasahnya soft skill maupun hard skill membuat kreativitas calon pekerja akan lebih memiliki daya jual yang cukup baik,” ungkap Himawan.


Selain itu, pemateri webinar lainnya, Mohamad Yoto selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, menilai jika serapan untuk tenaga kesehatan di provinsi ini masih kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan masih minimnya tenaga kesehatan yang ada. 


“Jadi memang saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur masih melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan,” katanya.


Yoto menjelaskan, jika di tengah pandemi tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Namun dirinya juga mengingatkan jika tidak hanya sampai lulusan D3 atau D4 saja, namun sudah mulai membidik untuk sarjana atau S1. 

“Memang tenaga terampil seperti D3 dan D4 ini memang sangat dibutuhkan, jadi jangan sampai puas di sana saja,” jelasnya.


Yoto mengemukakan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan sebagai agen kuratif dan preventif dan ini dilakukan untuk promosi kesehatan. “Terlebih untuk promosi agar masyarakat bisa lebih tertib menjaga kesehatan,” ujarnya.


Dengan adanya peran agen kuratif maupun preventif ini membuat angka ketertiban masyarakat Jawa Timur dalam menggunakan masker cukup tinggi. 

 

“Peran ini cukup bagus untuk masyarakat Jawa Timur dalam melawan penyebaran virus Corona yang memang masih tinggi,” ucap Yoto.


Pada saat yang sama, Prof Achmad Jazidie menjelaskan peluncuran program Pesona Unusa cukup membanggakan. Karena dengan adanya program tersebut, Unusa berperan aktif dalam penanganan kesehatan masyarakat di Surabaya maupun Jawa Timur.


“Ini inovasi yang cukup bagus dari Fkes Unusa untuk memberikan pelayanan yang baik buat masyarakat sekitar,” kata Rektor Unusa tersebut.


Jazidie berharap inovasi ini akan terus tercipta, meskipun di tengah pandemi. Bahwa adanya inovasi maupun kreativitas dari mahasiswa maupun dosen yang ada di Unusa mutlkak diperlukan. 


“Jangan sampai pademi menghalangi kreativitas untuk selalu memunculkan inovasi yang baik untuk negeri ini,” pungkasnya. 


Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul Arifin yang