Daerah

Penuhi Kebutuhan, Banser Cilacap Sulap Drum Bekas Jadi Perahu Patut Ditiru

Sab, 20 Februari 2021 | 16:00 WIB

Penuhi Kebutuhan, Banser Cilacap Sulap Drum Bekas Jadi Perahu Patut Ditiru

Perahu dari drum platik bekas buatan Banser Kawunganten, Cilacap, Jateng (Foto: NU Online/Naeli)

Cilacap, NU Online 
Berangkat dari pengalaman menanganani bencana banjir di Cilacap pada penghujung tahun 2020 lalu, Banser asal Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap membuat perahu dengan bahan dasar drum bekas. 

 

Tak ada rotan akar pun jadi, itulah moto mereka. Ide berawal saat Bagana Satkoryon Kawunganten yang dinahkodai oleh Kanitsus Bagana Kawunganten Maman S menangani banjir di Kecamatan Bantarsari dan Kroya pada akhir Desember 2020 lalu. 

 

Maman bercerita bahwa waktu itu timnya terkendala saat mengevakuasi warga dikarenakan kurangnya armada perahu. “Waktu itu, kami kekurangan armada perahu. Padahal proses evakuasi warga mengharuskan kami mengggunakan perahu," ujarnya. 

 

"Begitu juga saat pendistribusian bantuan logistik dan makanan. Karena lokasi banjir sangat parah sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. Saat itulah kami bertekad untuk bisa memiliki perahu sendiri,” sambungnya.

 

Disampaikan, keinginan untuk memiliki perahu karet sebenarnya sudah lama, namun masalah muncul saat mengetahui mahalnya harga perahu karet, sementara dana yang mereka miliki tidak mencukupi. 

 

“Awalnya kami mau membeli perahu karet. Tapi ternyata harganya 25 juta. Padahal dana yang kami pegang hanya 2 juta. Tentu saja itu sangat memberatkan. Apalagi rata-rata anggota Banser juga bukan kalangan elite yang banyak duit,” terangnya. 

 

Banser Kawunganten tak menyerah begitu saja. Mereka bermusyawarah dengan berbagai pihak untuk membantu memecahkan masalah. 

 

“Kami menerima masukan dari berbagai pihak. Bahwa untuk memiliki satu unit perahu tak harus mengeluarkan biaya sebesar itu. Ada juga yang turut menyumbang dana tambahan. Sampai akhirnya muncul ide untuk membuat perahu dari drum bekas,” bebernya.

 

Proses pengerjaan pun dimulai, bertempat di rumah Maman di Desa Ujung Manik, Kecamatan Kawunganten, bersama dengan beberapa anggota Banser Kawunganten melakukan eksekusi. 

 

"Pembuatan perahu ini menghabiskan 8 buah drum plastik bekas wadah glukosa. Sedangkan waktu pembuatan memakan waktu 25 hari. Perahu drum bekas diuji coba dalam 'Pelatihan Gabungan Banser Cilacap'," ungkapnya.

 

Perahu dari drum plastik bekas (paling kiri) buatan Banser Kawunganten, Cilacap, Jateng (Foto: Naeli)

 

Perahu drum bekas rupanya menyedot banyak perhatian. Salah satunya dari Kasatkorcab Banser Cilacap Hadi Mustofa. Sebagai bentuk apresiasi, Hadi Mustofa mengundang Banser Kawunganten untuk diuji coba dalam acara Pelatihan Gabungan Banser Cilacap yang dilaksanakan di Lapangan Tembak Adipala pada Ahad (14/2) lalu. 

 

Kepada NU Online, Sabtu (20/2) Hadi Mustofa mengaku sangat apresiatif dengan perahu drum bekas ini. Terlebih dalam pelatihan gabungan tersebut menekankan pada prosedur water rescue sehingga keberadaan perahu drum bekas ini sangat membantu. 

 

“Sebuah ide yang tak terduga. Alhamdulillah buah karya Bagana Kawunganten sudah jadi dan sudah di uji coba di pelatihan gabungan Bagana Satkorcab Cilacap yang bertempat di Kecamatan Adipala. Saya berharap kreativtas Banser Kawunganten ini bisa ditiru di tiap Satkoryon minimal memiliki 1buan berahu,” terangnya.


Pembina Ansor Cilacap H Aid Mustakim juga mengapresiasi ide kreatif Banser Kawunganten. “Benar-benar luar biasa ide Banser Kawunganten ini. Mereka bisa memanfaatkan drum bekas yang dianggap sepele menjadi perahu yang sangat berguna. Ini sangat patut untuk diapresiasi,” akunya.

 

Maman selaku Kanitus Bagana Kawunganten mengaku untuk terus memacu semangat dalam berkarya. “Tentunya kami tidak berhenti sampai di sini, Bagana Kawunganten selalu berupaya melengkapi alat evakuasi yang lebih maju tentunya juga memerlukan modal yang besar.Tidak menutup kemungkinan dukungan dari berbagai pihak untuk kemajuan dan kelengkapan sarana dan prasarana target kami adalah ingin memiliki armada sebagai alat angkut operasional Bagana Kawunganten,” pungkasnya.

 

Kontributor: Shohibul Faih, Naeli Rokhmah
Editor: Abdul Muiz