Pengurus Mesjid Baiturrahman Hentikan Pengajian Ulama Dayah
NU Online · Ahad, 21 Desember 2014 | 12:02 WIB
Banda Aceh, NU Online
Pengurus Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh memanggil ketua penyelenggara pengajian Tastafi perdana yang rencananya rutin diadakan setiap Jumat. Di ruang kepengurusan, pihak masjid meminta ketua penyelenggara untuk tidak melanjutkan aktivitas pengajian yang diisi ulama kharismatik Aceh Abu Kuta Krueng pada giliran Jumat berikutnya.
<>
Mereka beralasan pengajian Tastafi pada Jumat (19/12), mengganggu orang i’tikaf dan petugas kebersihan Mesjid. Padahal pengajian ini merupakan tindak lanjut dari usulan Wakil Gubernur Aceh.
Suasana semakin menegang dengan banyaknya anggota Kepolisian dan Satpol PP yang berjaga-jaga yang mana seolah-olah akan terjadi keributan. Padahal kegiatan pada hari itu murni kegiatan pengajian yang bertujuan membuka wawasan keilmuan kepada umat Islam yang sudah lama merindukan ilmunya para ulama.
Ketua penyelenggara Tgk Marwan Yusuf sangat menyayangkan sikap pengurus mesjid dan beberapa pejabat SKPA yang membendung kegiatan seperti ini.
“Di saat ada sebagian pemuda yang memiliki i’tikad untuk mengemban sebagian tugas pemerintah dalam pembinaan umat, ternyata malah diminta untuk dihentikan dengan alasan yang tidak logis. Sudah seharusnya pada hari Jumat Mesjid Raya dihidupkan dengan kegiatan pengajian seperti ini, sehingga Jamaah akan termotivasi untuk hadir lebih awal ke Mesjid sambil menunggu pelaksanaan sholat Jumat.”
Tgk Marwan juga menambahkan, pihaknya telah mendapat rekomendasi dari Gubernur Aceh dan Imam Besar Mesjid Raya Prof Dr Azman Ismail dua pekan sebelumnya. Pihak panitia juga telah melayangkan surat resmi kepada Pengurus Mesjid. Namun tanpa adanya surat pembatalan, tiba-tiba pengurus Mesjid meminta acara ini dihentikan dan diganti pada hari lain.
Tampaknya pengurus Mesjid Raya terlalu phobia dengan hadirnya ulama dayah mengisi pengajian di Mesjid Raya Baiturrahman. Penolakan ini juga menunjukkan semacam adanya kekhawatiran dari pihak-pihak tertentu terhadap berlakunya pelaksaan ibadah yang sesuai dengan manhaj Aswaja di Mesjid bersejarah ini, tandas Marwan. (M Iqbal Jalil/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
5
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua