Daerah

Pengajian Ramadhan, Abu MUDI Kaji Kitab Nihayatuz Zain

Jumat, 7 Maret 2025 | 19:00 WIB

Pengajian Ramadhan, Abu MUDI Kaji Kitab Nihayatuz Zain

Mudir Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga Abu Syekh Hasanoel Basri HG (Abu MUDI) saat menyampaikan pengajian kitab Nihayatuz Zain pada Jumat (7/3/2025). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube MUDI TV)

Bireuen, NU Online

Selama bulan suci Ramadhan, Mudir Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga Abu Syekh Hasanoel Basri HG atau akrab disapa Abu MUDI mengadakan pengajian rutin membahas kitab Nihayatuz Zain.


Tgk Bunayya Muhammadon, Kabag pengajian Dayah MUDI Samalanga, mengatakan pengajian ini terbuka dikhususkan kepada santri dan dewan guru yang mondok selama Ramadhan. 


"Pengajian ini juga terbuka untuk umum dan menjadi momen istimewa bagi masyarakat yang ingin memperdalam ilmu agama langsung dari salah satu ulama karismatik Aceh," ujarnya kepada NU Online, Kamis,(6/3/2025) 


Menurut Tgk Bunayya kajian ini digelar setiap pagi mulai pukul 06.00 WIB hingga selesai. Abu MUDI mengupas kitab dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga semua kalangan bisa mengikuti.


Tgk Bunayya menambahkan uniknya pengajian ini dapat diikuti masyarakat yang tak dapat datang ke Dayah MUDI Samalanga secara virtual dan dapat diakses juga melalui kanal Youtube MUDI TV. 


Sementara itu, Koordinator Tarekat Dayah MUDI Samalanga Tgk Muhammad Ali mengatakan pengajian ini menjadi bagian dari aktivitas ibadah kepada salik (santri atau dewan guru yang ikut suluk), selain itu juga dibuka sesi tanya jawab seputar problem keagamaan.


"Kitab Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi al-Bantani merupakan salah satu rujukan penting dalam fiqih mazhab Syafi'i, yang membahas berbagai aspek ibadah, muamalah, hingga akhlak," katanya.


"Dalam konteks Ramadhan, kajian ini menjadi semakin relevan karena mengupas tuntas hukum-hukum puasa, zakat, dan amalan-amalan utama di bulan penuh berkah ini," sambungnya.


Pengajian pagi selama Ramadhan menurut guru senior kelahiran Pidie itu merupakan tradisi yang telah mengakar kuat di banyak dayah di Aceh, termasuk Dayah MUDI Mesra, Samalanga. Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana memperdalam ilmu, tetapi juga melatih kesabaran dan ketekunan dalam mencari ilmu, terutama di tengah ibadah puasa.


"Ramadhan merupakan waktu terbaik untuk menuntut ilmu. Hati lebih bersih, pikiran lebih tenang, sehingga lebih mudah menyerap ilmu yang disampaikan. Ini juga bentuk ibadah yang memperberat timbangan amal," tambahnya


Pengajian yang diasuh langsung oleh Abu MUDI selalu menarik minat banyak jamaah, bahkan dari luar daerah. Mereka rela datang lebih awal untuk mendapatkan tempat dan merasakan keberkahan majelis ilmu.


Tgk Muhammad Ali mengaku belajar langsung dari Abu itu kesempatan langka. Penyampaian beliau lembut tapi tegas, dan selalu ada hikmah yang bisa dibawa pulang. "Pengajian ini diharapkan bisa terus berjalan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai ilmu agama, sebagaimana yang telah diajarkan para ulama Aceh terdahulu," ujarnya.