Daerah

Pendidikan Karakter, Guru Perlu Menjadi Teladan

Ahad, 28 Juli 2019 | 09:45 WIB

Pendidikan Karakter, Guru Perlu Menjadi Teladan

Dekan FKIP Universitas Jember, H Dafik (duduk di tengah) saat menyampaikan pemikirannya

Jember, NU Online

Guru merupakan faktor penting dalam memantik suksesnya pendidikan karakter. Sebab gurulah yang meletakkan dasar-dasar karakter pada peserta didik. Demikian diungkapkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universtias Jember, H Dafik saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Pengembangan Pendidikan Karakter Abad 21 di Era Zonasi di auditorium FKIP Universitas Jember, Sabtu (27/7).

 

Menurut lelaki kelahiran Situbondo 51 tahun yang lalu itu, demi suksesnya guru dalam mengembangkan pendidikan karakter di kalangan peserta didik, maka guru wajib menyiapkan diri sebaik mungkin, di antaranya dengan meningkatkan kapasitas kemampuannya dalam memahami ajaran agama. Sebab, agama merupakan sumber primer pendidikan karakter.

 

“Guru wajib tahu dan memahami ajaran agama yang notabene sebagai sumber pendidikan karakter,” tukasnya.

 

H Dafik menuturkan bahwa pendidikan karakter bukanlah berwujud materi pelajaran, namun hanya berupa usaha sekolah yang dilakukan secara bersama oleh guru dan pimpinan sekolah melalui semua mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan lain di luar mata pelajaran untuk mengembangkan watak, tabiat, dan akhlaq atau kepribadian peserta didik. Karena itu, katanya, kemampuan guru untuk menyelipkan pendidikan karakter dalam setiap materi pelajaran sangatlah penting.

 

“Karena pendidikan karakter bukan mata pelajaran, maka sosok guru sebagai teladan moral dan etika, sangat penting. Istilah saya, guru harus suci dalam pikiran, suci dalam perkataan, dan suci dalam perbuatan,” lanjutnya.

 

H Dafik membeber sejumlah persoalan yang bisa mengusik suksesnya pendidikan karakter. Diantaranya adalah kebiasaan orang tua yang menyerahkan urusan anak kapada pembantu. Katanya, untuk hal-hal yang bersifat teknis terkait anak bisa diserahkan kepada pembantu.

 

“Tapi jangan lantas seluruh waktu anak diberikan kepada pembantu kecuali tidur, itu tidak baik. Orang tua wajib menyisihkan waktunya untuk mendidik anak,” jelasnya.

 

Persoalan berikutnya adalah lingkungan masyarakat yang tidak kondusif. Orang tua tidak boleh tinggal diam, atau pasrah begitu saja kepada sekolah. Harus dikontrol juga dengan siapa dan lingkungan apa si anak bergaul.

 

“Jika ini bisa dilakukan, maka sedikit hambatan pendidikan karakter, sudah diatasi,” pungkasnya.

 

Seminar tersebut digelar untuk memerihkan Konferensi Cabang NU Jember 2019, hasil kerjasama antara Program Studi S2 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember dan PCNU Jember. (Aryudi AR)