Bandar Lampung, NU Online
Sosok ramah, energik dengan wawasan yang luas nampak terlihat dan terasa dari salah satu tokoh Lampung yang sekarang menjadi orang nomor satu di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung ini.
Pria berkacamata yang dikenal kesantrian dan keakademisiannya ini paham peta pergerakan dan perkembangan masyarakat kekinian saat berdiskusi saat coffee break kegiatan Madrasah Kader NU yang dilaksanakan di Hotel Horison, Bandar Lampung, Sabtu (24/2).
Ia adalah Prof Muhammad Mukri yang juga selain sebagai Rektor UIN Lampung, saat ini ia menjadi Mustasyar PWNU Lampung. Di sela keikutsertaan aktifnya pada Madrasah Kader NU yang dilaksanakan selama 3 hari ini, Mukri menjelaskan berbagai hal terkait keumatan dan kiprahnya memimpin UIN Lampung.
Sambil sesekali menikmati kopi hangat didepannya, ditemani rekan-rekan sesama peserta MKNU, Alumni Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta ini merasa senang dapat berkumpul dalam suasana kekeluargaan dan penuh dengan nuansa ilmu tersebut.
"Indonesia bisa jadi seperti ini ya berkat kumpulnya para tokoh pergerakan. Budaya kumpul seperti ini harus dipertahankan. Kegiatan di masyarakat kumpul-kumpul, yasinan, shalawatan ini budaya Indonesia yang mampu menjaga Indonesia bisa kuat sampai dengan saat ini," katanya.
Sampai-sampai saat ini terangnya, Arab Saudi ingin belajar dari Indonesia dalam hal kemoderatan dalam beragama. Menurutnya, saat ini Arab Saudi sedang mengalami pergeseran menuju Islam moderat yang salah satunya sudah diwujudkan melalui jalinan kerjasama dengan UIN Raden Intan Lampung untuk mewujudkan hal tersebut.
"Beberapa waktu lalu saya diundang Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia untuk membahas beberapa hal salah satunya terkait tentang Islam Moderat di Indonesia serta kerjasama lainnya," jelas pria yang pernah menjadi Ketua PW GP Ansor Provinsi Lampung ini.
Perubahan menggembirakan ini patut disyukuri dan ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia dengan keragaman yang ada telah menginspirasi dunia dalam menjaga kedamaian ditengah-tengah perbedaan.
Selain itu, Prof Mukri juga melihat bahwa kondisi ini harus terus dirawat oleh seluruh elemen bangsa dengan terus aktif menyuarakan perdamaian.
"Di dunia seperti hari ini, dimana sosmed sangat mendominasi kehidupan kita, maka orang yang berpikir baik harus banyak bicara. Kalau diam tamatlah kebaikan dan kebenaran. Jadi kita harus speak up, speak up, dan speak up," tegasnya.
Selain berbicara tentang perkembangan positif ini, Mukri juga mejelaskan tentang ketauladanan dan kepemimpinan. Menurutnya seorang pemimpin harus dapat memberikan bukti nyata kiprahnya dalam mewujudkan keinginan dari yang dipimpinnya.
Tugas seorang pemimpin, lanjutnya, adalah mengantarkan organisasi yang dipimpinnya kepada kesuksesan yang nyata.
"Pemimpin harus punya karya yang bisa dilihat, diraba dan dirasa hasilnya," terangnya.
Jika hal ini bisa diwujudkan oleh pemimpin, maka tentunya ia akan mendapatkan nilai positif dari yang dipimpinnya. Dan ketika yang dipimpin merasa puas dengan hasil yang dicapai maka keberkahan akan didapatkan oleh pemimpin seperti ini. (Muhammad Faizin/Fathoni)