Daerah

Peluncuran Pangkalan Budaya Tandai Peringatan Harlah Ke-59 Lesbumi Jember

Sen, 29 Maret 2021 | 13:30 WIB

Peluncuran Pangkalan Budaya Tandai Peringatan Harlah Ke-59 Lesbumi Jember

Pengurus Lesbumi Jember dan para narasumber dalam acara Pangkalan Budaya. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi)  Jember, Jawa Timur diharapkan dapat menggerakkan semangat berkebudayaan masyarakat dan membendung penetrasi syahwat politik praktis. Sebab, masyarakat yang berbudaya akan mendorong terciptanya kesejukan dan kedamaian dalam kehidupan. Sedangkan politik praktis, rawan menimbulkan gesekan antar warga.


Harapan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua PCNU Jember, Akhmad Taufiq saat memberikan pengarahan dalam acara Pangkalan Budaya di altar kantor PCNU Jember, Ahad (28/3) malam.


Menurutnya, hidup berbudaya akan menghadirkan episode kehidupan yang nyaman, penuh dengan kerukunan dan jauh dari seksisme (penghinaan) terhadap kelompok lain. Untuk itu, Lesbumi perlu mengawali dan mengawal gerakan budaya berbasis akhlak.


“Saya kira  Lesbumi  perlu memelopori gerakan budaya dan mengawal kebudayaan di wilayah Kabupaten Jember,” ujarnya .


Di bagian lain, Taufiq juga menyinggung bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Menurutnya, kejadian mengerikan itu tidak bisa ditoleransi, tapi harus dilawan bersama-sama. Ia juga mengimbau agar semua elemen bangsa tidak terkecoh oleh peristiwa tersebut, jangan terseret dalam jebakan adu domba yang memang menjadi salah satu target teroris.


“Tapi saya yakin, wawasan keagamaan kita sudah cukup dewasa, sehingga tidak mudah terjebak dalam jurang adu domba,” ulasnya.


Di tempat yang sama, salah satu narasumber, Gunawan Trip, menegaskan bahwa dengan semakin berkurangnya wabah Corona, seharusnya menjadi tonggak bagi Bupati Jember, H Hendy  Siswanto untuk membaca Jember seutuhnya, bukan sebutuhnya apalagi semaunya. Hal itu agar Jember tumbuh makin beradab dan maju. Katanya, Jember mempunyai literasi yang utuh tentang sejarahnya yang  bersikap dan berpihak kepada kelestarian sosial budaya dan lingkungan yang sehat.


“Bupati harus konsisten menjamin keragaman budaya dan agama dan menindak tegas kaum intoleransi yang tumbuh, menyusup di tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.


Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) Lesbumi Jember, Siswanto menegaskan, program Pangkalan Budaya  dibuat sebagai wadah anak manusia untuk saling sapa dan merespon peristiwa-peristiwa kebudayaan di Jember. Katanya, peringatan Harlah Lesbumi kali ini boleh dikata cukup monumental, setidaknya dari dimensi spiritual dan kemanusiaan. Yaitu, pertama, bertepatan dengan malam nisfus sya’ban, suatu titik spiritual yang agung,  khususnya bagi umat Islam.


“Kedua, dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan, Indonesia lagi diguncang oleh peristiwa bom bunuh diri. Kita berharap semoga, dengan malam  nisfus sya’ban, mereka disadarkan oleh Allah sehingga kembali ke jalan yang benar,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin