Daerah

PDP Meninggal, Ansor Banser Tegal Kawal Prosesi Pemakaman

Ahad, 5 April 2020 | 13:15 WIB

PDP Meninggal, Ansor Banser Tegal Kawal Prosesi Pemakaman

Ansor-Banser Kabupaten Tegal kawal prosesi pemakaman jenazah PDP (Foto: NU Online/Saiful Bahri)

Tegal, NU Online
Satuan Tugas (Satgas) Cegah Covid-19 Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah melakukan pendampingan prosesi pemakaman Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 yang meninggal di RSUD dr Soesilo Slawi, Ahad (5/4). 
 
Sedangkan pemakaman jenazah dilakukan di Desa Dukuhlo Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal sesuai prosedur pemakaman PDP yang sudah diatur sesuai protokol pemakaman.
 
Koordinator Satgas Covid-19 Pimpinan Ranting GP Ansor Dukuhlo Akhmad Subandi kepada NU Online mengatakan, pendampingan yang dilakukan  Ansor -Banser dalam rangka memastikan pelaksanaan prosesi pemakaman berjalan lancar. 
 
"Ini memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak terjadi gejolak sosial mengingat masih banyak yang perlu pemahaman yang benar baik karena ketidaktahuan maupun informasi yang diterima banyak yang belum tentu benar," ujarnya.
 
Subandi mengajak masyarakat untuk tidak memberikan stigma negatif kepada almarhum dan keluarga apalagi status almarhum masih PDP. “Kami pastikan pelaksanaan pemakaman berjalan lancar dan aman, dan masyarakat juga kami harapkan memahami dengan prosedur pemakaman PDP Covid-19," katanya. 
 
"Untuk itu masyarakat kami harapkan tak menyampaikan informasi yang tidak benar terkait kondisi almarhum yang bisa membuat keresahan di masyarakat," imbuhnya.
 
Perwakilan Pemerintah Desa Dukuhlo Ahmad Rofi’i menyampaikan apresiasi kepada Satgas Cegah Covid-19 GP Ansor Dukuhlo yang telah ikut mendampingi dan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak mudah terbawa arus informasi yang tidak benar dan meresahkan masyarakat serta ikut membantu pemerintah dalam menangani penyebaran virus Covid-19.
 
“Kami memberikan apresiasi kepada GP Ansor Dukuhlo yang ikut berperan aktif dalam penanganan Covid-19 dan juga masyarakat yang dengan kesadaran tinggi memahami situasi dan kondisi sehingga prosesi pemakaman bisa berjalan dengan lancar tanpa gejolak sesuai prosedur penanganan yang sudah ditetapkan," ungkapnya
.
Dia juga berharap masyarakat untuk senantiasa mematuhi imbauan resmi pemerintah untuk menjaga diri, keluarga dan lingkungan. "Ini sebagai bagian dari ikhtiar bersama agar wabah Covid-19 bisa segera tuntas baik di Dukuhlo maupun di tempat lain," pungkas kader Banser tersebut.
 
Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Tegal dokter Joko Wantoro dalam keterangan pers Ahad (5/4) sore mengatakan, satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi meninggal dunia berjenis kelamin laki-laki, berusia 30 tahun ini diketahui memiliki riwayat perjalanan dari Bali yang merupakan zona merah pandemi Covid-19. 
 
Joko mengungkapkan, penyebab pasti kematiannya belum bisa diputuskan karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium di Yogyakarta. “Tes swab pada pasien sudah dilakukan, tapi sama seperti yang lainnya, sampai dengan hari ini hasilnya belum kami terima”, katanya.
 
Joko menambahkan, pertama kali PDP masuk ke rumah sakit hari Selasa (31/3). Suhu tubuhnya saat itu mencapai 37 derajat celcius dengan disertai gejala batuk dan pilek serta keluhan sakit pada tenggorokan. 
 
Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti foto toraks, diketahui pasien menderita pneumonia akut dan ada riwayat penyakit penyerta atau komorbid yaitu tuberkulosis kronis serta penyakit yang lainnya. 
 
“Secara medis, keberadaan komorbid pada seseorang yang kemudian terinfeksi virus Corona ini menjadikan daya tahan tubuhnya semakin lemah dan sakitnya bertambah parah,” katanya. 
 
Dengan demikian, untuk memastikan diagnosa, pihaknya tetap harus menunggu hasil tes swab. Sementara untuk jenazah PDP saat ini sudah dimakamkan oleh petugas khusus medis dengan menerapkan prosedur pemakaman jenazah Covid-19. 
 
“Pagi tadi sekitar pukul sepuluh jenazah sudah dimakamkan di daerah Lebaksiu oleh tim dari kesehatan,” ujarnya.
 
Untuk mengantisipasi risiko penularan, Joko menyampaikan jika pihaknya akan melakukan rapid test pada kontak erat di lingkungan keluarganya. Sementara hasil rapid test pada empat orang anggota keluarga dari PDP meninggal asal Adiwerna kemarin semuanya negatif.
 
Sama seperti pernyataan sebelumnya, kematian PDP hari ini tukas Joko, tidak bisa dikategorikan sebagai kasus kematian penduduk Kabupaten Tegal akibat infeksi Corona. 
 
“Sepanjang belum ada hasil tes swab yang menunjukkan hasil positif, maka kami tidak bisa mengkategorikannya sebagai kasus terkonfirmasi positif terinfeksi Covid-19,” pungkasnya. 
 
Kontributor: Saiful Bahri, Nurkhasan
Editor: Abdul Muiz