Daerah

PCNU Pamekasan Minta Lembaga dan Banom NU ‘Tidak Tidur’

NU Online  ·  Selasa, 25 Juni 2019 | 07:30 WIB

Pamekasan, NU Online
Ketua PCNU Pamekasan, Jawa Timur, KH Taufik Hasyim menyayangkan adanya munculnya fenomena pelajar SMA berhijab, tapi mengabaikan tradisi-tradisi keislaman diabaikan. Mereka seolah sangat Islami namun mengacuhkan tradisi Islam yang  berurat berakar di Pamekasan, bahkan terkadang komentarnya nyinyir terhadap amaliah NU.

“Terus terang di Pamekasan itu hampir semuanya Nahdliyin. Makanya kita heran kalau ada pelajar berhijab pas nyinyir kepada NU,” tukasnya saat memberikan sambutan dalam Halal bi halal PCNU Pamekasan Bersama Lembaga, Banom, dan MWCNU di Aula Lantai II PCNU Pamekasan, Selasa (25/6).

Menurut Pengasuh Pesantren Bustanul Ulum Sumber Anom Pamekasan tersebut, fenomena tersebut sangat bahaya. Bukan faktor hijabnya, tapi lebih pada paham yang kontra ajaran Ahlussummah wal Jamaah (Aswaja).

"Itu tantangan bagi kita. Karenanya, Lembaga dan Banom NU harus terus semangat. Tidak boleh tidur. Lembaga adalah eksekutor PCNU," tegas Kiai Taufik.

Ia berharap agar lembaga dan Banom PCNU Pamekasan tidak ‘tidur’. Tapi harus peka terhadap terhadap perkembangan zaman dan mengaktualisasikan perannya di tengah-tengah masyarakat. Katanya, ada lembaga yang kencang larinya, ada yang tidur tapi mudah dibanguni, dan ada pula yang nyenyak.

"Periode kepengurusan yang bersisa dua tahunan ini, marilah lembaga yang masih tidur, marilah kita bangun, bangkit untuk syiar-syiar Aswaja di Kabupaten Pamekasan," ujarnya.

Struktur kepengurus lembaga NU Cabang Pamekasan, sangat lengkap, dan beragam latar belakang pendidikannya.  Tinggal memilah dan menggerakkan, untuk kemudian membidik target sesaui dengan prgoram-program ke-NU-an yang telah disusun.

"Kita punya banyak potensi untuk melaksanakan program yang luar biasa," urainya.

Di bagian lain,  Kiai Taufiq juga menyinggung adanya sejumlah pelajar atau santri non-NU  yang meminta rekomendasi  ke NU untuk kuliah gratis ke luar negeri atau Jakarta. Namun sekian tahun kemudian setelah lulus, malah menyerang NU.

"Ini fenomena. Ada santri dari pesantren non-NU minta rekomendasi untuk beasiswa ke luar negeri, ke Ummul Qoru. Kita kasih, lulus. Tapi, justru sekarang nyinyir terhadap NU. Dia dari Palengaan, Pamekasan," ungkapnya.

Karena itu, Kiai Taufik, mengimbau agar setiap ada orang meminta rekomendasi NU, maka lebih dahulu harus ada rekomendasi dari MWCNU setempat, dan komitmen siap mengabdi ke NU.

Setelah halal bi halal, ketua atau perwakilan MWCNU, lembaga, Banom, dan Lajnah dibrifing berkaitan dengan anggaran dan realisasi program kerja. (Hairul Anam/Aryudi AR).