Daerah

PCNU Kota Bogor Butuh Pemimpin Progresif

NU Online  ·  Selasa, 18 Desember 2007 | 08:55 WIB

Bogor, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor membutuhkan figur pemimpin baru yang progresif dan mampu menjawab berbagai isu aktual keumatan. Selama ini PCNU Bogor sangat kedodoran dalam merespon berbagai isu perubahan sosial yang berkembang, akibat lemahnya leadership dan kapasitas intelektual para pengurusnya. Sehingga, dalam banyak hal, NU Bogor kerap tertinggal oleh komunitas lain.

Wacana tersebut mengemuka dan berkembang menyusul akan diselenggarakannya Konferensi Cabang (Konfercab) VI PCNU Kota Bogor, pada 27 Januari 2008 mendatang. Hajat ini rencananya akan diselenggarakan di komplek pendidikan Yayasan Islamic Centre (YIC) Al-Ghazaly, Kotaparis, Kota Bogor.

<>

Saat ini, PCNU Kota Bogor sedang mengalami kekosongan kepemimpinan, menyusul meninggalnya ketua tanfidziyah KH R Bazuri beberapa bulan lalu. Untuk mengendalikan roda organisasi, PWNU Jawa Barat menunjuk KH Asep Abdul Wadud sebagai pejabat sementara (Pjs) dengan tugas mengantarkan PCNU pada Konfercab, guna memilih ketua baru.

“Kami berharap Konfercab VI PCNU Kota Bogor akan mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik buat NU maupun buat Kota Bogor ke depan,” ujar Ketua Konfercab VI PCNU Kota Bogor, Nafis, kepada kontributor NU Online Ahmad Fahir di Bogor, Selasa (18/12).

Karenanya, format Konfercab kali ini akan dikemas sedemikian rupa. Sehingga bukan hanya akan membahas regenerasi organisasi dan sirkulasi kepemimpinan PCNU. Namun juga dapat merespon berbagai isu aktual yang berkembang dan mendapatkan perhatian publik Bogor. Salah satu agendanya melalui forum bahtsul masail al-waqi’iyyah.

Sementara itu Katib Syuriah PCNU Kota Bogor, Kyai Asep Zulfikar mengatakan, ia memiliki ekspektasi tinggi terhadap Konfercab kali ini. Konfercab diharapkan dapat menghasilkan kepemimpinan kolektif baru yang mampu menjawab persoalan aktual, dan tantangan ke depan yang akan dihadapi warga NU.

“PCNU Kota Bogor membutuhkan penyegaran. Konfercab jangan hanya menjadi ajang pergantian pengurus, namun status quo. Pengurus baru yang terpilih, hendaknya mampu mewujudkan perubahan positif di lingkungan NU. Kalangan intelektual yang progresif dan profesional, harus dirangkul. Begitupun dengan para ulama yang selama ini concern memberdayakan umat NU, harus dilibatkan,” harap pengasuh Pesantren Al-Falakiyyah, Pagentongan, Kota Bogor.

Hal senada diutarakan oleh Sekretaris Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (SPs IPB), Fitri Hasanah. Menurut Fitri, Konfercab VI PCNU Bogor dapat dijadikan momentum untuk merefleksikan gerakan keumatan NU selama ini. Dengan begitu, diharapkan semua kalangan Nahdliyin akan mengetahui prioritas aksi dan langkah yang harus dilakukan untuk perbaikan ke depan.

“Potensi NU Kota Bogor sangat besar. Namun selama ini belum banyak tergarap. Karena itu, selain diharapkan mampu melahirkan figur pemimpin baru yang dibutuhkan umat, Konfercab juga diharapkan dapat membuat semacam road map dan agenda setting gerakan sosial NU Bogor ke depan,” ujar Fitri. (amf)