Daerah

Pandemi Covid-19 Munculkan Tradisi Ngaji Virtual di Lingkungan Kiai NU

Rab, 29 April 2020 | 03:00 WIB

Pandemi Covid-19 Munculkan Tradisi Ngaji Virtual di Lingkungan Kiai NU

Katib PCNU Demak, Jateng KH Muhammad Ajib (Foto: NU Online)

Demak, NU Online
Wabah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia hingga memasuki bulan Ramadhan 1441 Hijriyah memunculkan tradisi baru di lingkungan para kiai dalam menyelenggarakan 'pengajian posonan'. Ngaji virtual menjadi alternatif sebagai upaya memutus mata rantai virus Corona.
 
Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Demak, Jawa Tengah KH Muhammad Ajib mengatakan, kebijakan pemerintah yang tidak membolehkan warga berkerumun saat pandemi Covid-19 berdampak pada aktivitas para kiai NU yang setiap bulan ramadhan secara rutin menggelar kegiatan ngaji posonan dengan sistem bandongan.
 
"Anak-anak muda NU atau santri biasanya ngaji tabarukan kepada para kiai dengan membentuk sebuah majelis di pesantren, masjid, mushala, madrasah, atau kediaman kiai. Namun dengan adanya larangan berkerumun, aktivitas itu terkendala," kata Kiai Ajib kepada NU Online di Demak, Selasa (28/4).

Namun demikian lanjutnya, para kiai tetap menggelar pengajian posonan dengan memanfaatkan media daring (ngaji virtual) yang saat ini mulai marak di lingkungan pesantren dan majelis-majelis taklim yang diasuh para kiai NU merupakan langkah alternatif agar tradisi ngaji tabarukan tidak terhenti karena ada wabah virus Corona.

"Tradisi ngaji khas NU ini bisa tetap digelar kendati dengan cara yang berbeda. Keikutsertaan santri dalam ngaji posonan tidak harus hadir berhadapan langsung dengan kiai, tetapi bisa diikuti dari rumah atau dari mana saja dengan dukungan fasilitas tekonologi komunikasi digital," ungkapnya.
 
Dikatakan, PCNU Demak melalui Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) mendorong agar para pengasuh pesantren mulai memopulerkan ngaji virtual kepada santri-santri dan masyarakat. Mungkin ke depan dengan berbagai penyempurnaan sistem ngaji virtual menjadi pilihan utama dalam kegiatan belajar mengajar di pesantren.
 
Ditambahkan, ngaji virtual dalam perkembangannya bisa jadi dirasa lebih efektif dan efisien. Bahkan bisa jadi dapat dipatenkan menjadi model sistem pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan formal.
 
"Kita saksikan bersama saat ini, saat pandemi Covid-19 proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di lembaga pendidikan menggunakan fasilitas online, tidak mustahil setelah melalui evaluasi mendalam cara ini akan diterus diterapkan melengkapi sistem yang sudah ada," ujarnya.
 
Kepala Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Mranggen, Demak Muslimin mengatakan, selama bulan puasa ini peserta didiknya ditugaskan untuk mengikuti program ngaji posonan kepada sejumlah kiai yang menggelar ngaji secara virtual.

"Kepada kiai siapa mereka ikut ngaji posonan,  mereka kami bebaskan untuk memilih sendiri, syaratnya hanya harus ikut ngaji kiai NU," tegasnya. 
 
Dijelaskan, sebelum datang puasa tahun ini di dunia maya muncul banyak informasi bahwa sejumlah kiai NU membuka ngaji virtual. 
 
"Mereka kami beri tugas untuk ikut program itu. Setelah khataman diwajibkan menyusun laporan yang kisinya sudah disiapkan," pungkasnya.
 
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz