Daerah

Pagar Nusa Harus Jaga Kehormatan Kiai

NU Online  ·  Sabtu, 29 Juni 2019 | 07:30 WIB

Jember, NU Online
Pagar Nusa diharapkan tidak hanya fokus dalam olah tubuh (silat) tapi juga giat dalam mendalami adat dan tradisi yang berkembang di Nahdlatul Ulama. Sebab mereka tidak sekadar bertugas mengawal kiai tapi juga menjaga dan melestarikan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

Harapan tersebut disampaikan A’wan PCNU Jember, Jawa Timur, KH Yazid  Khobir saat memberikan tausiyah dalam Halal bi Halal Pagar Nusa di Panti, Kabupaten Jember, Kamis (27/6).

Menurut Ra Yazid, sapaan akrabnya, tugas yang melekat di pundak pesilat-pesilat Pagar Nusa adalah melestarikan olahraga silat tradisional (pencak silat) sebagai silat yang bercirikan khas NU.

“Tapi jangan lupa, Pagar Nusa juga  wajib mengawal tradisi dan amaliah NU di masing-masing domisilinya,” terangnya.

Ra Yazid menambahkan, NU mempunyai ‘alat’ yang cukup lengkap sebagai lembaga pelaksana, mulai dari soal pendidikan hingga kebudayaan. Salah satunya adalah Pagar Nusa. Kederadaan organisasi ini sangat diperlukan bagi lestarinya silat tradisional.

Katanya, dulu ramai sekali pertunjukan pencak silat di desa-desa, bahkan sampai dijadikan arisan. Dalam berbagai acara, termasuk resepsi pernikahan, eksebisi pertandingan pencak silat kerap ditampilkan sebagai hiburan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, keramaian itu sudah  mulai menghilang.

“Maka Pagar Nusa mungkin bisa menghidupkan lagi  tradisi itu, mungkin dengan kemasan yang lain,” harapnya.

Ra Yazid mengingatkan bahwa setiap anggota Pagar Nusa adalah kader NU dan otomatis selalu membawa NU di manapun dia berada dan kemanapun pergi. Karena itu, pesilat Pagar Nusa harus hati-hati dalam bersikap dan bergaul. Jangan sampai memberi contoh  yang  tidak baik.

“Pagar Nusa tidak sama dengan organisasi silat lain. Di belakang pesilat Pagar Nusa ada nama NU, ada nama kiai yang wajib dijaga kehormatannya,” ungkapnya.

Ia menyatakan salut terhadap Pagar Nusa karena membuka diri bagi pesilat aliran apapun untuk bergabung dan menjadi anggota Pagar Nusa. Kelemahannya adalah sebagian diantara mereka merupakan ‘orang baru’ yang bisa jadi masih awam soal seluk-beluk NU.

“Karena itu, mereka perlu dibina dan diberikan pemahaman tentang NU,” pungkasnya. (Aryudi AR)