Daerah

Orientasi Mahasiswa, Rektor UNU Yogyakarta Ingatkan Tiga Hal

NU Online  ·  Selasa, 11 September 2018 | 13:00 WIB

Orientasi Mahasiswa, Rektor UNU Yogyakarta Ingatkan Tiga Hal

Orientasi mahasiswa baru UNU Yogyakarta.

Yogyakarta, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta mengelar orientasi mahasiwa baru (Ormaba) 2018 gelombang pertama. Kegiatan berlangsung sejak Senin hingga Kamis (10-13/9). 

“Kegiatan ini sebagai bagian dari tradisi atau prosesi penyambutan mahasiwa baru,” kata Purwo Santoso, Selasa (11/9). 

Rektor UNU Yogyakarta tersebut juga meminta para mahasiswa baru bisa menjadikan Ormaba sebagai titik awal dari proses pembelajaran. “Yang pada akhirnya akan bisa menjadikan mahasiswa sebagai insan kamil sekaligus menjadi manusia yang sempurna sesuai harapan para kiai yang telah membesarkan UNU selama ini,” katanya. Untuk itu para mahasiswa harus bisa mengedepankan semboyan yang ada di UNU yakni, bridging, contextual dan innovation, lanjutnya. 

“Untuk bridging para mahasiswa UNU Yogyakarta harus bisa menjembatani tradisi pondok pesantren dengan perguruan tinggi,” jelasnya. Sehingga kemudian antara fakultas, kampus dan pondok pesantren bisa menjadi satu kesatuan, lanjutnya. 

Dengan begitu, karakter dari akhlak santri akan dapat terus dipelihara dengan baik. Semisal, dalam proses pembelajaran akuntansi, para mahasiswa tentulah tidak hanya berpikir soal untung rugi, akan tetapi juga aspek halal-haram dan kejujuran dalam bidang akuntansi. 

“Artinya, tetap ada akhlak santri yang dikedepankan sebagai karakter utama dari mahasiswa UNU Yogyakarta,” tegasnya. Dengan demikian, para mahasiswa tidak kehilangan roh spritualitasnya dalam setiap kelimuan yang dipelajari, lanjutnya.

Sedangkan makna contextual adalah para mahasiswa baru harus bisa peka dan peduli terhadap permasalahan yang terjadi dalam jamaah NU. “Dan tentunya bisa turut memberikan kontribusi solusi terbaik bagi nadhliyin,” sergahnya. 

Itulah mengapa UNU Yogyakarta mengadopsi pembejalaran sistem blok agar para mahasiswa dapat semakin mengenal permasalahan yang terjadi pada jamaah nahdliyin secara langsung. 

“Sedangkan ketiga yakni innovation,” katanya. Artinya para mahasiswa akan dibekali berbagai kemampuan tambahan, seperti entrepreneurship, penelitian dan teknologi informasi dengan tidak meninggalkan karakter ngaji sebagai kader NU. 

“Dengan demikian para mahasiswa akan bisa tampil inovatif dalam upaya memberikan kontribusi nyata dalam jamaah dan tentunya dalam bidang keilmuan yang digeluti masing-masing,” urainya.

Selain itu rektor, menyatakan bahwa saat ini UNU Yogyakarta, mengelar kelas kerja sama dengan sejumlah pesantren di wilayah Yogyakarta. Seperti Al Mumtaz Gunungkidul, pesantren di wilayah Mlangi serta Kulonprogo. 

“Tujuannya tentu untuk bisa menghasilkan pendidikan perguruan tinggi yang tentunya berbasis dan tumbuh dari akar pesantren,” ungkapnya. Dengan demikian, akan ada Ormaba gelombang kedua yang merupakan hasil kerja sama dengan sejumlah pondok pesantren di wilayah Yogyakarta, lanjutnya.

Di akhir sambutan, rektor berpesan agar dapat mengikuti tiga level pembelajaran, yakni kegiatan kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler dengan baik. Langkah itu bisa ditempuh salah satunya dengan aktif di berbagai unit kegiatan mahasiswa sesuai minat dan bakatnya masing-masing.

“Dengan begitu, standarisasi yang ingin dicapai agar para mahasiswa ke depan dapat lebih inovatif, visioner, lebih islami dan lebih NU bisa segera terwujud,” tandasnya. (Bambang Arianto/Ibnu Nawawi