Daerah

Pelajar SMA Cianjur Sambut HUT RI dengan Tahlilan di Makam Pahlawan

Jum, 16 Agustus 2019 | 13:00 WIB

Pelajar SMA Cianjur Sambut HUT RI dengan Tahlilan di Makam Pahlawan

Siswa SMA PGRI Takokak Cianjur berziarah ke Taman Makam Pahlawan Cigunung Tugu Kecamatan Takokak

Cianjur, NU Online
Acara Tahlilan atau Yasinan lazimnya akrab dengan para santri di pesantren atau siswa-siswi di madrasah. Tapi, tidak demikian halnya dengan siswa-siswi di SMA PGRI Takokak Cianjur (SMAPTa). Setiap Jumat pagi, mereka rutin menggelar acara tersebut. Biasanya, usai menunaikan shalat dhuha bersama.
 
Namun, ada yang berbeda dengan Jumat (16/8/2019) sehari sebelum hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia. Mereka menggelarnya di Taman Makam Pahlawan Cigunung Tugu Kecamatan Takokak Cianjur, Jawa Barat, yang jaraknya kurang lebih dua kilometer dari sekolah.  
 
“Tujuan ziarah sendiri adalah mengajak siswa-siswi mengenang jasa para pahlawan, sekaligus mendoakan arwah mereka, semoga ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah,” tutur Ustadzah Rini Puspa Rahayu guru PAI SMAPTa.       
 
Ditemui secara terpisah M. Rani Patty, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan SMAPTa juga menjelaskan tentang pentingnya generasi penerus bangsa menghormati dan mengenang jasa-jasa para pahlawan yang sudah berdarah-darah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
 
“Bentuk penghormatannya tentu bermacam-macam, yah. Yang paling sederhana buat kita di lingkungan sekolah adalah dengan cara berziarah ke makam mereka yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari sekolah kita, membersihkan rumput-rumput liarnya di sana, mendoakan, mengenang, dan seterusnya,” ujarnya.
 
Menurutnya, perjuangan para pahlawan itu belum usai sehingga harus dilanjutkan sesuai dengan tuntutan zaman, kemampuan, dan kapasitas masing-masing orang. Sekolah bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi terpelajar yang membanggakan, berprestasi, kompetitif, dan berakhlak mulia.
 
“Saya yakin, apa yang kami lakukan ini menjadi hadiah bagi para pahlawan yang gugur di medan perang, juga bermanfaat untuk menumbuhkan nasionalisme, patriotisme, dan sikap kepahlawanan siswa. Itulah sebagian nilai yang ingin kami tanamkan kepada anak-anak di sekolah kami,” imbuh M. Rani kepada awak media.
 
Acara yang dipimpin oleh guru-guru PAI pun berlangsung khidmat. Di penghujung doanya, Ustadz Wijaya menyampaikan, “Semoga doa yang kami panjatkan bersama anak-anak kami ini diterima Allah dan keberkahannya dilimpahkan kepada arwah para pejuang yang sudah di alam baqa. Terima kasih para pahlawan! Atas perjuangan kalian, kami menghirup udara kemerdekaan. Selamat beristirahat, semoga tenang di sisi-Nya.”   
 
Sebagaimana dilansir arsipindonesia.com, di Taman Makam Pahlawan Cigunung Tugu sendiri terdapat 71 nisan putih berbaris di atas tanah tinggi yang banyak ditumbuhi pepohonan rasamala. Tak seperti kuburan pada umumnya, nisan-nisan putih itu sama sekali tak bertuliskan apa-apa. Polos begitu saja.  
 
Deretan nisan itu merupakan makam para pejuang perang yang dibantai kaum penjajah Belanda saat memasuki wilayah Takokak, Cianjur selatan. Pada awalnya, tulang-tulang mereka berserak begitu saja di hutan-hutan, rimbunan pepohonan, dan jurang-jurang curam yang ada di kaki Gunung Malang, Puncak Bungah, Pasir Tulang, Ciwangi, dan sekitarnya. 
 
Namun atas inisiatif para veteran Siliwangi setempat dan kemurahan hati para penduduk Takokak, pada tahun 1985 tulang-tulang dan kerangka para pejuang yang tak dikenal itu dikumpulkan lalu dipindahkan ke sebuah lahan milik Dinas Kehutanan di Desa Pasawahan. Warga setempat kemudian menyebutnya dengan Taman Makam Pahlawan Cigunung Tugu.        
 
Belakangan, melihat besarnya potensi wisata alam dan indahnya kawasan Taman Makam Pahlawan ini, Pemda Cianjur tak tinggal diam. Pada awal 2019, ia menyulapnya menjadi tempat wisata alam yang asri dan sejuk, serta selalu ramai dikunjungi para wisatawan yang hendak melepas penat, terutama di akhir pekan. Tak heran jika tempat yang semula sepi ini, sekarang menjadi kawasan indah, teduh, dan asyik untuk bersantai bersama keluarga. (Red: Mahbib)