NU Surabaya Tunggu Janji Pemkot Soal Taman Bungkul
NU Online · Senin, 25 April 2016 | 16:01 WIB
Pengurus NU Surabaya merekomendasikan kepada pemkot setempat untuk menghadirkan suasana religius terintegrasi di Taman Bungkul. Mereka mengapresiasi penataan yang baik taman kota ini hingga mendapatkan penghargaan di dunia internasional. Hanya saja mereka menyayangkan pemisahan taman ini dengan eksistensi makam Sunan Bungkul sehingga sebagian masyarakat kadang menyalahgunakan taman ini.
Beberapa hari lalu pengurus Syuriyah NU Surabaya melakukan pertemuan membahas itu. "Itu janji Risma tiga tahun lalu dan sampai sekarang belum ditepati. Makanya kami akan tagih lagi," kata Ketua NU Surabaya Muhibbin Zuhri saat sambutan tasyakuran Halah Ke-93 NU di mushala Sunan Bungkul, Surabaya, Ahad (24/4).
NU, menurutnya, mengemban amanah untuk memperjuangkan kawasan terintegrasi religi khususnya di Taman Bungkul.
"Kami akan menagih janji Wali Kota Tri Rismaharini atas komitmen mengubah Taman Bungkul menjadi kawasan ziarah wali," ungkap Muhibbin saat memberikan sambutan di area makam.
Di Taman Bungkul Jalan Raya Darmo, Surabaya ini terdapat makam waliyullah Kiai Ageng Supo yang diriwayatkan hidup sezaman dengan Raden Rahmatullah Sunan Ampel. Karena tinggal di kawasan Bungkul, Ki Ageng Supo kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Bungkul.
Sebenarnya penataan Taman Bungkul sudah bagus. Hanya keberadaan makam Sunan Bungkul seperti lenyap. Padahal, Sunan Bungkul dikenal sebagai salah satu sosok perintis Kota Surabaya.
"Dia tokoh dihormati dan bisa mengundang destinasi wisata religi. Tapi sekarang makam Mbah Bungkul seperti terisolasi, seakan terpisah dari taman," kata Muhibbin.
Kondisi Taman Bungkul kian miris karena banyak muda-mudi yang memanfaatkan taman tersebut berbuat tidak pantas. Sering kali digelar acara dengan pengeras suara sehingga mengganggu kekhusyukan para peziarah saat berdoa.
"Menurut informasi tim yang kami terjunkan, PKL di belakang makam Sunan Bungkul sering menggunakan lokasi untuk transaksi jasa layanan seksual," tegas Muhibbin.
Tasyakuran harlah ini diakhiri dengan ziarah di makam Mbah Bungkul. Peringatan ini diawali dengan tahlil bersama yang dipimpin Rais Syuriyah NU Surabaya KH Mas Sulaiman dan diakhiri dengan taushiyah oleh Wakil Rais Syuriyah NU Jatim KH Sholeh Qosim. (Rof Maulana/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
6
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
Terkini
Lihat Semua