Daerah

NU Peduli Kunjungi Pengungsi Erupsi Merapi

Kam, 12 November 2020 | 13:00 WIB

NU Peduli Kunjungi Pengungsi Erupsi Merapi

Nahdliyin di Jawa Tengah diharapkan ikut berupaya melakukan ta'awun atau tolong menolong dengan menggalang donasi melalui LAZISNU di daerah masing-masing.

Semarang, NU Online
Melihat kondisi Gunung Merapi dari status waspada menjadi status siaga III, NU Peduli PWNU Jateng melakukan kunjungan ke tiga daerah terdampak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten. 

 

Tampak hadir Ketua PWNU Jateng HM Muzamil, Wakil Katib Syuriyah KH Abdul Munif, Wakil Ketua KH Mandzur Labib, Ketua LPBINU Jateng Winarti, Sekretaris LAZISNU Abdul Muhaimin dan Ketua PW GP Ansor Jateng Sholahuddin Aly. 


Ketika berada di Kabupaten Magelang Ketua PWNU Jateng HM Muzamil mengucapkan terima kasih kepada tiga PCNU yang telah mendirikan posko guna membantu warga. "Sebagaimana lazimnya kita warga NU berjaga-jaga dengan meningkatkan ikhtiar lahir batin agar situasinya menjadi kondusif," ujarnya, Kamis (12/11).

 

Pihaknya juga meminta kepada seluruh Nahdliyin di Jawa Tengah untuk ikut berupaya melakukan ta'awun atau tolong menolong dengan menggalang donasi melalui LAZISNU di daerah masing-masing. "Ini diperlukan untuk memperkuat ukhuwah Nahdliyah," ujarnya.

 

Lebih-lebih pada musim penghujan ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat waspada terhadap kemungkinan terjadinya musibah di beberapa daerah yang rawan. Karena itu pihaknya meminta segenap PCNU untuk berkoordinasi dengan pemerintah setempat, sehingga alokasi dana dapat tepat sasaran dan akuntabel.

 

Ketua PW GP Ansor Jateng H Sholahuddin Aly berharap agar kegiatan pengurangan resiko bencana dapat efektif, diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antar berbagai pemangku kepentingan. "GP Ansor diharapkan bisa tampil ke depan dalam menjalankan kebaikan-kebaikan dalam pengurangan resiko bencana," imbuhnya.

 

Sementara itu Ketua LPBINU Jateng Winarti menyampaikan, meskipun NU memiliki banyak Lembaga dan Banom, namun tetap diperlukan koordinasi, agar pelaksanaan layanan kepada masyarakat di lapangan dapat maksimal.

 

"Pengalaman di beberapa daerah, ketika terjadi musibah, sahabat Bagana (Banser Tanggap Bencana) hadir awal memberikan pertolongan, namun dari aspek pemberitaan masih kurang. Kita memang berniat ikhlas menolong, namun sebagai organisasi kita perlu melakukan sosialisasi, agar NU setiap hadir di tengah-tengah masyarakat bisa lebih maksimal," ujarnya.

 

Ia menambahkan, dalam penanggalan musibah bencana tidak hanya menyelamatkan korban, namun juga memanusiakan manusia. Karena itu perencanaan harus disusun secara sistematis.

 

Sekretaris LAZISNU  PWNU Jateng Abdul Muhaimin menyampaikan tentang penanganan resiko bencana. "NU banyak memiliki sumber daya, sehingga tinggal memadukan gerak langkah," ujarnya. 

 

Ia berharap melalui NU Peduli, NU dapat hadir memberikan solusi. "Kita berharap semua unsur di NU dapat berkhidmat sesuai tugas dan fungsinya," ujarnya.

 

Kiai Habib Maksum Ketua MWCNU Selo Boyolali menyatakan pihaknya sudah keliling di tiga belas desa. "Adapun anggota masyarakat yang diungsikan adalah lansia dan balita. Di tempat pengungsian, kekurangan tikar, karpet dan kasur," ujarnya.

 

Diharapkan dari NU melalui satu pintu, karena pengalaman yang lalu ada pihak yang memanfaatkan situasi.

 

Wakil Ketua PCNU Boyolali KH Iqbal menegaskan perlunya pendampingan psikososial dengan kegiatan keagamaan, sehingga bisa memulihkan kondisi kejiwaan terkena dampak musibah.

 

Kunjungan tersebut dilakukan di tempat evakuasi tempat penampungan pengungsi sementara.

 

Editor: Kendi Setiawan