Daerah HARI SANTRI 2020

NU Kota Semarang: Pelatihan Pengukuran Arah Kiblat untuk Pastikan Arah Shalat

Rab, 21 Oktober 2020 | 07:00 WIB

NU Kota Semarang: Pelatihan Pengukuran Arah Kiblat untuk Pastikan Arah Shalat

pRaktik pengukuran arah kiblat oleh PCNU Kota Semarang (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Semarang, NU Online 
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang mengadakan Pelatihan  Penentuan  Arah Kiblat Praktis bagi para pengurus Takmir Masjid dan Santri se-Kota Semarang.

 

Rais PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail mengatakan, dalam merealisasikan kegiatan ini PCNU Kota Semarang menjalin kerja sama dengan Pesantren Life Skill Daarun Najaah, Beringin, Ngalian, Semarang, Jawa Tengah.

 

"Pelatihan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda kegiatan Hari Santri Tahun 2020 yang disiapkan PCNU Kota Semarang," kata Kiai Hanief saat membuka kegiatan Pelatihan  Penentuan  Arah Kiblat Praktis di Pesantren Life Skill Daarun Najaah, Beringin, Ngalian, Selasa (20/10)

 

Dikatakan, agenda pelatihan ini sangat penting karena menyangkut amalan dan kepastian arah kiblat shalat yang menjadi rukun Islam  dan harus dijalankan setiap muslim, untuk menjalankan kewajiban shalat bagi umat Islam harus mengetahui arah kiblat.

 

Karena begitu pentingnya ilmu ini lanjutnya, umat Islam khususnya Nahdliyyin  harus menguasai ilmu dalam penentuan arah kiblat secara praktis, jadi ilmu ini sangat bermanfaat untuk umat Islam dalam melaksanakan ibadah khususnya shalat.

 

"Di kalangan masyarakat Islam, saat ini hanya sedikit orang yang menguasai ilmu tentang arah kiblat, padahal ilmu ini sangat dibutuhkan oleh umat Islam," ujarnya 
 

Pengasuh Pesantren Life Skill Daarun Najaah KH Ahmad Izzuddin menjelaskan, pelatihan ini digelar dalam rangka memeriahkan Hari Santri 2020 yang jatuh pada 22 Oktober. Pelatihan  berlangsung selama sehari di Aula At-Taqiyy Pesantren Life Skill Daarun Najaah.

 

Nara sumbernya meliputi Rais PCNU Kota Semarang, KH Hanief Ismail, Katib Syuriyah KH Ahmad Izzuddin, KH Slamet Hambali (ahli falak dari Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dan Shofa Mughtanim (Lembaga Falakiyah PCNU Kota Semarang).

 

Peserta Pelatihan Pengukuran Arah Kiblat yang dihelat PCNU Kota Semarang (Foto: Samsul Huda)

 

Ahli Falak PBNU KH Slamet Hambali dan ahli falak LF PCNU Kota Semarang KH  Shofa Mughtanim tidak hanya menyampaikan teori tetapi mengajak peserta praktik langsung secara cepat dan mudah menggunakan alat sederhana.  

 

"Di akhir materi kita langsung praktik menentukan arah kiblat dengan alat yang sederhana, yakni menggunakan istiwa' aini karya KH Slamet Hambali dan memanfaatkan segitiga kiblat," kata Shofa.

 

Kiai Slamet Hambali menjelaskan bagaimana cara mengambil data secara akurat dan data apa saja yang akan digunakan dalam persiapan menentukan arah kiblat. "Data  tersebut nantinya akan kita hitung untuk mencari azimuth kiblat. Setelah itu baru kita bisa mengaplikasikannya menggunakan alat bantu arah kiblat," katanya.

 

Menurutnya, alat bantu istiwak aini sangat praktis dalam menentukan arah kiblat. Dengan alat ini  bisa menghemat waktu dalam menentukan arah kiblat sebab alat ini sangat praktis.

 

"Kita tinggal membidik matahari, menyesuaikan genomonnya agar searah dengan bayang-bayang matahari, kemudian kita tarik sesuai azimuth yang telah kita hitung di awal tadi," tuturnya. 

 

Tahapan selanjutnya adalah praktik menggunakan segitiga kiblat oleh KH Ahmad Izzuddin yang mengatakan bahwa segitiga kiblat sama praktisnya dengan penggunaan istiwak aini.

 

"Alat ini juga alat yang sangat sederhana, bahkan saking sederhananya kita dapat membuatnya sendiri untuk kepentingan penentuan arah kiblat," katanya.
 

Menurutnya, alat ini hanya dapat dimanfaatkan di koordinat yang telah ditentukan dan dihitung sebelumnya. Sedangkan istiwak aini mampu digunakan di mana saja dan kapan saja, berbeda dengan segitiga kiblat yang cakupannya hanya terbatas.

 

"Namun, sebenarnya dalam menghitung arah kiblat caranya tetap sama, hanya  pengaplikasiannya saja yang sedikit berbeda," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz