NU Gaungkan Persatuan Umat Islam
NU Online · Senin, 10 September 2012 | 00:37 WIB
Bintan Utara, NU Online
Mustasyar Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Bintan Utara, Kepulauan Riau, Ahmadi, mengatakan NU, bukan organisasi politik, sehingga harus lepas dari kepentingan politik partai manapun. NU harus merangkul semua elemen masyarakat. Bukan hanya yang berbeda organisasi dakwah saja, namun harus mampu merangkul umat beragama lainnya.<>
"NU bebas dari kepentingan politik partai apapun, partai manapun. NU harus bersama-sama dengan organisasi dakwah lain seperti Muhammadiyah, salafi dan organisasi dakwah Islam lainnya untuk menghadirkan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin. Sehingga kita menjadi rahmat bagi umat beragama lainnya," katanya dalam halal bi halal MWC NU di Musholla Sirojut Talibin di Tanjunguban, Sabtu (8/9) malam.
Walaupun demikian, kata Ahmadi, NU dekat dengan pengurus dan orang partai manapun, karena sebagian besar mereka berasal dari NU. Bahkan ada yang masih aktif di kegiatan dan kepengurusan NU. Begitu juga dengan orang tua mereka berlatarbelakang NU.
"Kita dekat dengan pengurus partai Golkar, PKS, PPP, PKB, PAN, dan lainnya. Bahkan kita sering mengisi pengajian di PDIP. Namun jangan menyeret NU secara organisasi ke ranah politik. Kalau masing-masing pengurus dan warga secara pribadi silakan. Asalkan jangan bawa-bawa gerbong NU," ujarnya.
NU harus fokus dengan kerja dakwah sosial, pendidikan untuk mencari ridha Allah. Umat dunia yang rukun damai. Mensosialisasikan gerakan membaca kitab kuning (mutala'atul kutub) untuk alumni santri pesantren.
"Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA). Pendidikan sejak dini. Sejak kecil mesti sudah kita ajarkan Ta'alim Muta'alim, Nahwu Wadhih. Seperti 'alala qadimula yamulu sama'uhu dan nahwu jurumiyah sejak usia sekolah dasar (SD)," terangnya.
Sementara tausiyah oleh ustadz Edi Suparjo mengajak supaya warga NU memanfaatkan momentum halal bi halal sebagai momentum membersihkan diri. Karena Islam sangat menganjurkan umatnya untuk membersihkan diri.
"Rukun Islam juga menganjurkan demikian. Sahadat membersihkan diri dari sirik. Shalat bersihkan diri dari keji dan munkar. Zakat sebagai pembersih harta. Puasa pembersih dosa. Dan sa'i pada haji juga pembersih dari kotoran yang masih melekat pada tubuh kita," ujar Edi.
Halal bi halal ini dihadiri oleh 250 warga dan beberapa tokoh yang hadir diantaranya Dalmasri Syam, Ketua Mukhtashar Pimpinan Cabang NU Kabupaten Bintan, juga anggota DPRD Provinsi Kepri, Bahari Ketua Tanfidziyah MWC NU Bintan Utara, Abdul Majid Sekretaris MWC NU Bintan Utara, Usman Ketua GP Ansor PAC Bintan Utara, Ahmad Umari tokoh masyarakat, Amran pimpinan PPP Bintan, Misiah, anggota DPRD Bintan, dan Dahlia Zulfah Camat Bintan Utara.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: M. Rofik
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
3
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
4
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
5
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
6
Khutbah Jumat: Meraih Fokus Hidup Melalui Shalat yang Khusyuk
Terkini
Lihat Semua