Daerah

NU di Sumenep Peringati HUT ke-75 RI dengan Ruqyah Massal

Rab, 5 Agustus 2020 | 10:30 WIB

NU di Sumenep Peringati HUT ke-75 RI dengan Ruqyah Massal

Ruqyah massal digelar NU di Sumenep dalam rangkaian HUT ke-75 RI. (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online 

Banyak cara yang dilakukan oleh Nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia. Salah satunya yang lumrah adalah jenis perlombaan yang mampu menghibur masyarakat, seperti lari karung, panjat pinang, lari kelereng, dan lainnya. 

 

Cara berbeda dilakukan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Jaddung, Pragaan, Sumenep, Jawa Timur. Yakni menjadikan ruqyah massal sebagai rentetan acara peringatan Idul Adha dan HUT ke-75 RI. Kegiatan yang diikuti sejumlah warga tersebut dipusatkan di auditorium Kiai Basyir Arrahmah, Rabu (5/8).

 

Kiai Zubaidi sengaja mengemas beragam rentetan acara yang berorientasi pada kegiatan kemasyarakatan. Karena bagi Ketua PRNU Jaddung tersebut bahwa NU akan selalu mengabdi kepada masyarakat dengan kegiatan sosial-keagamaan. 

 

"Jadi, NU bukan organisasi diniyah saja tetapi ijtimaiyah, sehingga kami mampu memberi kemanfaatan kepada masyarakat," ujarnya. 

 

Terapi Ruqyah
KH Asnawi Sulaiman menjelaskan bahwa Al-Qur'an yang dibaca akan melegakan hati kalangan beriman. Rais PRNU Jaddung tersebut menegaskan kembali kepada peserta ruqyah bahwa Al-Qur'an adalah penyembuh atau obat dan pembawa rahmat bagi yang beriman. 

 

"Dalam surat Yunus ayat 57 dijelaskan bahwa telah datang kepada manusia pelajaran dari Allah SWT dan penyembuh bagi penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman," jelasnya. 

 

Hal senada disampaikan Kiai Suhairi S Shabar bahwa ruqyah merupakan sarana berdakwah dan mengenalkan Al-Qur'an sebagai obat utama bagi mereka yang sakit. 

 

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Jamiyah Ruqyah Aswaja (JRA) Sumenep tersebut menegaskan bahwa pengobatan melalui bacaan Al-Qur'an dan doa dari Rasulullah hakikatnya menyembuhkan semua penyakit. Baik penyakit medis maupun non medis. 

 

"JRA tidak hanya mengobati dengan cara ruqyah saja. Tetapi beragam terapi yang dimiliki oleh segenap praktisi lalu disinergikan dengan metode ruqyah atau tetap dimulai melalui bacaan Al-Qur'an dan disesuaikan dengan amaliah Aswaja," ungkapnya. 

 

Tak sampai di situ, adapun jenis terapi tersebut antara lain berupa bekam, totok getar, gurah, fashdu, hipnoterapi, dan sujok.

 

Kiai Makhtum Ridha menjelaskan satu persatu teknik pengobatan JRA. Dirinya menjelaskan bahwa bekam merupakan metode pengobatan dengan mengeluarkan darah kental yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Sedangkan totok getar juga memberikan manfaat kepada kesehatan, kebugaran, dan kecantikan dari luar dan dalam dengan teknik akupresur dan bioenergi untuk menghasilkan penyehatan aura.

 

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) JRA Pragaan tersebut melanjutkan penjelasannya bahwa gurah bagian dari perawatan warga Jawa. Yakni mencampurkan ramuan ke dalam hidung saat terlentang atau berbaring sehingga mengeluarkan lendir kotor.

 

"Kalau terapi fashdu teknik mengeluarkan darah dari pembuluh darah vena. Lalu hipnoterapi salah satu teknik hipnosis untuk mendorong pikiran bawah sadar untuk menemukan solusi," urainya. 

 

Selanjutnya, sujok bagian dari pengobatan Korea Selatan dan praktik akupunktur. Di mana tangan dan kaki dijadikan jalur untuk memasukkan energi positif. Karena keduanya merupakan pusat aliran energi yang akan masuk ke dalam tubuh. 

 

Sedangkan Ustadz Abd Ghafur yang didaulat sebagai ketua pelaksana menegaskan bahwa kegiatan hakikatnya mengajak kepada kebaikan, metode bil hal atau bijaksana. 

 

"Sejatinya ruqyah massal mengenalkan kepada warga, khususnya Nahdliyin dalam menghadapi beragam penyakit, wabah, kelainan dalam diri dan di luar diri, serta menetralkan aura negatif di pekarangan rumah. Semoga jamaah diberikan kesembuhan," pungkasnya.

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Ibnu Nawawi