Daerah

Diterjang Ombak Besar, Risiko Ansor Sumenep Hadir di Kepulauan

Sel, 28 Juli 2020 | 13:00 WIB

Diterjang Ombak Besar, Risiko Ansor Sumenep Hadir di Kepulauan

Kegiatan Konferancab GP Ansor di Sumenep. (Foto: NO Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online 
Kabupaten Sumenep, Jawa Timur yang berada di ujung timur Pulau Madura merupakan wilayah yang unik karena terdiri wilayah daratan dengan pulau yang tersebar berjumlah 126 pulau. Dengan demikian diperlukan transportasi air demi menjangkau kawasan tersebut.

 

Dan sebagai jamiyah diniyah ijtimaiyah, Nahdlatul Ulama (NU) juga berkembang pesat di Sumenep, termasuk sejumlah pulau yang ada. Amaliah mereka khas NU, bahkan dalam sebuah lelucon disebutkan bahwa agama orang Madura adalah NU.

 

Menjaga roda organisasi baik di NU, lembaga dan badan otonom juga akan berhadapan dengan kondisi alam yang membatasai daratan dan kepulauan. Tidak sedikit mereka harus menempuh perjalanan laut dalam waktu yang cukup lama dan kapal yang beragam dengan tantangan ombak dan angin yang kadang susah diprediksi.

 

Tujuannya di samping silaturahim, tentu saja berkoordinasi dan konsolidasi organisasi. 
Kondisi ini juga dialami para pegiat Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumenep. Mereka harus menyeberang pulau dalam acara konferensi, maupun kaderisasi yang digelar di kepulauan tersebut. 

 

Terkait kiprah aktivis GP Ansor yang berusia 40 tahunan dan dipergunakan untuk mengabdikan diri kepada organisasi, diapresiasi oleh KH A Panji Taufiq. Terutama saat menghadiri acara resmi yakni Konferensi Anak Cabang (Konferancab) GP Ansor Gili Genting dan Gayam Nonggunong Kepulauan Sapudi, Senin (27/7).

 

"Nabi Muhammad SAW pun pernah mengalaminya saat berkhidmat kepada Siti Khotijah dengan menjadi rekan bisnisnya sebelum diangkat menjadi rasul. Karena sebelum usia tersebut dikatakan masa yang penuh nikmat," ungkapnya. 

 

Menurut Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep ini, tidak mudah menggerakkan organisasi di kepulauan, karena tantangannya sangat besar terutama kondisi alam yang sulit diprediksi. 

 

"Kami bangga kepada Ansor yang mampu menggerakkan seluruh kadernya di tingkat kecamatan hingga desa. Semoga pengabdiannya mendapat berkah dunia akhirat," harapnya. 

 

Tantangan Ansor di Kepulauan
Di akhir Juli, kepengurusan PC GP Ansor Sumenep disibukkan dengan menghadiri Konferensi Anak Cabang atau Konferancab di setiap kecamatan. Khusus ketika hadir di kepulauan, tentu memiliki pengalaman berharga dan tidak terlupakan. Pengalaman ini dikisahkan oleh Kiai Abd Wasid saat berkunjung ke kepulauan Gili Genting dan Sapudi bersama rombongan. 

 

Sekretaris PC GP Ansor Sumenep tersebut menceritakan perjalanannya dari pelabuhan Kalianget menuju lokasi dengan menaiki KMP Satya Kenacana. Di mana perjalanannya bertubi-tubi diterjang ombak. Tidak tanggung-tanggung, gelombang sampai tinggi 2 meter menghantam kapal yang ditumpangi hingga membuat jantung berdebar.

 

"Saat ini kami meninggalkan istri dan anak demi berkhidmat di Ansor. Namun kadang muncul trauma kalau berkhidmat ke kepulauan yang akan menghadapi tantangan yang cukup menegangkan," ujarnya. 

 

Tak sampai di situ, apalagi sekarang akan memasuki bulan Agustus yang cuacanya sangat ekstrem dan sulit ditebak. Keberanian dan tentu juga kenekatan harus melekat bila hendak berkunjung ke kawasan kepulauan.

 

Apalagi dalam beberapa waktu lalu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Sumenep menyampaikan bahwa cuaca buruk dan gelombang tinggi bisa terjadi ketika memasuki awal musim kemarau.

 

Namun kondisi alam yang kurang bersahabat tersebut dipandang sebagai dinamika sekaligus romantika perjuangan. Menurut pandangan kiai kondang ini, bahwa pengabdian yang dilakukan tidak sebanding dengan getirnya pengalaman kader Ansor kepulauan yang selalu hadir ke setiap acara yang diselenggarakan PC GP Ansor Sumenep. 

 

"Niat kader sangat mulia dan tulus, hanya mengharap barakah para muassis dan masyaikh NU di daratan," imbuhnya. 

 

Ketika kapal bersandar di dermaga Gili Genting dan Sapudi, seluruh rombongan disambut hangat. 

 

"Rasa takut sepanjang perjalanan sirna seketika,” ungkapnya. 

 

Para rombongan kemudian berbaur karena kehadirannya dibutuhkan dalam rangka menyukseskan Konferancab dan mempererat konsolidasi serta koordinasi. Di sana telah bergabung Pimpinan Anak Cabang GP Ansor dan tokoh masyarakat setempat. 

 

Untuk bisa menjnagkau kepulauan Sapudi, rombongan harus menempuh berjarak 49.7 km dari daratan. Belum selesai, perjalanan penih hikmah dan pengorbanan tersebut dilanjutkan ke lokasi kedua yakni kepulauan Gili Genting. 

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Ibnu Nawawi