Daerah HUT KE-75 RI

NU Backpacker Temanggung Napak Tilas 17 Wali Aulia

Sel, 18 Agustus 2020 | 00:30 WIB

NU Backpacker Temanggung Napak Tilas 17 Wali Aulia

Ziarah NU Backpacker Temanggung (Foto: Dok Istimewa)

Temanggung, NU Online

Menyambut HUT ke-75 Indonesia, NU Backpacker Temanggung mengadakan Ekspedisi Cinta Tanah Air dan Napak Tilas 17 Ulama Aulia Temanggung. Ekspedisi ini berlangsung 13 Agustus 2020 hingga 16 Agustus 2020. Kegiatan diawali pada hari pertama pukul 21.00 WIB di makam Simbah R Trenggono Kusumo yang berada di Utara Temanggung tepatnya di Desa Muneng Kecamatan Candiroto dengan diikuti sejumlah sembilan anggota.

 

Sebelum melakukan ziarah peserta mengisi data kehadiran sekaligus pembagian bendera Merah Putih dan bendera NU berukuran mini untuk di pasang di spion sepeda motor masing-masing peserta, serta stiker komunitas dan stiker kegiatan dengan harga 10 ribu rupiah. Tujuannya mengajarkan kepada para peserta untuk berjiwa ideologi patriot kebangsaan Indonesia. Pasalnya generasi muda harus semangat berjuang rela mengulurkan sebagian hartanya tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah serta mengkampanyekan kewajiban warga Indonesia memasang bendera merah putih pada bulan Agustus.

 

Setelah itu rombongan dibawa menuju juru kunci untuk meminta izin ziarah ke makam simbah R Trenggono Kusumo. Gunanya meminta izin untuk mengajarkan serta merawat serta meruwat tradisi orang jawa khususnya santri untuk menjunjung tinggi sopan santun di mana pun berada, apalagi seorang tamu harus menghargai pada tuan rumahnya.

 

Setelah mendapatkan izin restu dan arahan dari juru kunci, Mbah Suparno, peserta melakukan ziarah. Setelah ziarah selesai peserta dihadapkan pada juru untuk menggali destinasi dan meneladani kiprah perjuangan ulama aulia. Setelah napak tilas selesai perwakilan peserta meminta tanda tangan juru kunci sebagai bukti kehadiran atau kunjungan. Sebagai tanda teri makasih NU Backpacker Temanggung memberikan dua bendera mini (Merah Putih dan NU), dan dua stiker yakni komunitas dan kegiatan.

 

Adapun daftar dan utuan 17 ulama aulia adalah: 

1. Mbah R Sultan Trenggono (Muneng, Kecamatan Candiroto)
2. Mbah Ki Hajar (Pitrosari, Kecamatan Wonoboyo)
3. Mbah Wali Limbung (Banjarsari, Kecamatan Ngadirejo)
4. Mbah Mangkuyudho (Ketitang, Kecamatan Jumo)
5. Mbah KH Ilyas (Kalipahing, Kec Gemawang)
6. Mbah KH Subkhi (Kauman Kecamatan Parakan)
7. Mbah Jogorekso (Tlahab Kecamatan Kledung)
8. Mbah Rofii (Gondosuli Kecamatan Bulu)
9. Mbah Makukuhan (Makukuhan Kecamatan Kedu)
10. Mbah Mandhur (Kedungumpul Kecamatan Kandangan)
11. Mbah Washil (Kauman Kecamatan Kaloran)
12. Mbah Nida Muhammad (Bengkal Kecamatan Krangan )
13. Mbah Rokhimun (Kalitelon Kec Pringsurat)
14. Mbah Nawawi (Lungge Kecamatan Temanggung)
15. Mbah Pahing (Menggoro Kecamatan Tembarak)
16. Mbah Kholil (Bolong Kecamatan Selopampang)
17. Mbah RT Djojo Negoro/Bupati pertama Temanggung (Masjid Jami Darussalam Temanggung).

 

Menurut Gus A Kafani selaku duriyah Simbah Nawawi menuturkan kegiatan organisasi ini sangat baik dan perlu dikembangkan. "Janganlah minder meski kita hanya orang kecil, bagikan kerikil kecil kalau masuk dikrokos akan jadi pondasi yang kokoh. Kalau masuk diadonan kedelai akan jadi tempe dengan nilai  jual tinggi," katanya.

 

Koordinator NU Backpacker Temanggung Dahno menambahkan kegiatan ini atas dasar kecemasan melihat generasi muda yang sudah mulai lupa pada sejarah. Karena itu diperlukan penggalian destinasi, menamkan jiwa ideologi, menumbuhkan kedekatan serta merawat dan merawat tradisi.

 

"Dikemaslah kegiatan sesuai kebutuhan anak muda yang suka dolan atau safari dijadikan safari ziarah dan napak tilas. Karena kekuatan terbesar bukanlah milik organisasi yang punya banyak pasukan, melainkan milik mereka yang menjunjung tinggi kesatuan dan punya integritas tinggi untuk maju," pungkasnya.

 

Editor: Kendi Setiawan