Semarang, NU OnlineÂ
Setiap negara yang kuat pasti memiliki akar tradisi yang kuat. Apabila akar tradisi itu hilang, pasti negara menjadi lemah dan  mudah dijajah. Di antara tradisi yang harus dijaga itu adalah pencak silat, sebagai warisan budaya asli Nusantara.Â
Demikian disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Semarang H Anasom ketika diwawancarai menjelang Pembukaan Pelantikan Pengurus, Raker dan Pelatihan Pelatih Tahap I Pencak Silat NU Pagar Nusa Kota Semarang, di Gedung Balaikota Semarang, Ahad (6/8).
H Anasom yang mengepalai Pusat Studi Islam dan Budaya Jawa (PBIJ) UIN Walisongo Semarang menegaskan, pencak silat tidak sekadar olahraga maupun bela diri pribadi, namun telah terbukti menjadi pondasi perjuangan merebut kemerdekaan.
Ia jelaskan, perlawanan rakyat terhadap penjajah kolonial adalah berbasis tradisi. Senjata yang digunakan juga tradisional. Itu yang dipakai untuk melawan penjajah, kalau bukan pencak silat lantas apa? Tanya dia mengajak evaluasi.Â
"Para pahlawan kita itu adalah para jawara pencak silat. Pencak silat menjadi modal utama melawan penjajah sehingga behasil merebut kemerdekaan," terangnya melalui siaran pers.Â
Dosen Fakultas Dakwah UIN Walisongo ini menambahkan, di alam kemerdekaan yang memasuki abad modern kini, akar tradisi semakin diperlukan untuk diperkuat. Negara semakin perlu disokong oleh kekuatan tradisi rakyatnya.Â
Lanjut dia, rakyat sebagai pemilih sah negara, yang lahir, hidup dan mendirikan negara, perlu terus mempertahankan tradisinya agar jangan sampai tercerabut dari sanubari.Â
"Kita keluarga besar Nahdliyin harus mempertahkan akar tradisi rakyat. Dengan nilai Islam yang kita punya, tradisi bangsa kita menjadi semakin kuat dan menopang negara ini agar tidak goyah atau bahkan hancur," tandasnya.Â
Khusus untuk internal NU dia berpesan, semua sekolah berbasis NU dan pondok pesantren harus membuka latihan pencak silat, dan  Pagar Nusa sebagai badan otonom NU yang membidangi, diminta menyiapkan pelatih. Menurutnya, lebih bagus lagi apabila diangkat jadi guru olahraga, sehingga menjadi pelatih permanen.
"Dulu di setiap pesantren ada pelatihan pencak silat, itu jadi basis perjuangan para pahlawan bangsa. Tradisi ini jangan sampai hilang. Maka saya minta semua pesantren dan sekolah berbasis NU harus ada latihan Pagar Nusa," pungkasnya. (Red: Abdullah Alawi)Â