Daerah

Menulis Adalah Pertobatan Menjadi Manusia Berpikir

NU Online  ·  Jumat, 3 Mei 2013 | 02:44 WIB

Kudus, NU Online
Dalam ilmu mantiq (logika), manusia disebut sebagai hayawanun natiq (makhluk yang berpikir), tetapi belum  beranjak sebagai status hayawanun katib wal qori' (manusia yang menulis dan membaca) bila tidak mendokumentasikan dalam bahasa yang baik dan mudah dipahami.
<>
"Karena itulah, menulis merupakan sebentuk pertobatan kita menjadi manusia yang yang punya kuasa menyebarkan pikiran maupun gagasan," kata penulis Muda dari el Wahid Center Semarang Nafiul Haris saat menjadi pembicara Latihan Jurnalistik Dasar (LDJ) Forum Komunikasi pimpinan Komisariat (Forkapik) IPNU-IPPNU kecamatan Dawe di Aula SMA Hidayatul Mustafidin Dawe, Kamis (2/5).

Di depan peserta yang sebagian pelajar MA/SMA itu, Haris memberikan motivasi dan teknik penulisan. Dikatakan, menjadi penulis itu harus memiliki sikap percaya diri bahwa karya tulis ini sangat bermanfaat, benar dan berdaya tahan.

"Kalau bahasa ekstrim, penulis harus sombong dulu untuk meyakinkan kalau kita punya pikiran dan ide yang layak dibaca khalayak umum," tandasnya.

Untuk menjadi penulis handal, ujar mahasiswa Fisip Hubungan Internasional Unwahas Semarang ini, para pelajar harus mulai memperbanyak membaca. Tanpa membaca, hampir bisa dipastikan akan menjadi serpihan gagasan yang kurang sistematis dan mendalam.

"Menulis itu kelanjutan dari membaca. Ibarat sekeping mata uang, membaca dan menulis itu bersaudara," imbuhnya.

Ditambahkan, untuk merampungkan tulisan harus mendiskusikan tulisan dengan orang lain. Dengan begitu, akan tahu kekurangan karya dan pikiran yang ditulis.

"Yang perlu diingat cara penulisannya, dimulai dari mencari masalah, melengkapinya dengan bahan bacaan, lalu mendiskusikan apa yang telah kita tulis," tandas Haris panggilan akrabnya.

LDJ yang berlangsung Kamis-Jum'at (2-3/5) ini dibuka PC IPNU Kudus dengan jumlah peserta 30 pelajar MA/SMA se Kecamatan Dawe. Berbagai materi dasar jurnalistik seperti pengenalan teknik  penulisan  berita, sastra, artikel dan praktek hunting mencari berita.

Disamping M. Nafiul Haris, yang menjadi fasilitator lainnya adalah Pimpinan Umum majalah IPNU-IPPNU Pilar Abdul Rochim dan jurnalis NU Online di Kudus.


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor : Qomarul Adib