Daerah

Menjaga Wasiat Mbah Salman

NU Online  ·  Senin, 2 September 2013 | 20:11 WIB

Klaten, NU Online
Ribuan jamaah hadir dalam acara selamatan tujuh hari meninggalnya KH M Salman Dahlawi, Ahad (1/9) malam kemarin. Kompleks masjid Al Manshur Pesantren Popongan penuh dengan jamaah yang membacakan doa untuk almarhum yang dikenal sebagai Mursyid Thariqah Naqsabandiyyah Khalidiyyah itu.
<>
Dalam kesempatan tersebut turut hadir para tokoh dan ulama se-Solo Raya, yang diantaranya dari mereka adalah 64 kiai badal.

Acara dimulai bakda Isya’ dengan pembacaan yasin, dzikir dan tahlil yang dipimpin KH. Nashrun Minallah, BA. Sedangkan KH. Ahmad Djablawi didaulat untuk membacakan doa. Acara kemudian berlanjut dengan tausiah yang disampaikan oleh KH. Abdulloh Saad, Pengasuh Pesantren Al Inshof Plesungan Karanganyar.

Saat berlangsungnya acara, beberapa santri terlihat meneteskan air mata. Rupanya, kepergian sang guru masih menyisakan duka yang mendalam bagi mereka. Darma, salah satu santri menuturkan, ia masih ingat pesan yang diberikan kepadanya. “Yang paling saya ingat, yakni wasiat untuk istiqomah berjamaah shalat lima waktu,” tuturnya.

Memang selama hidupnya, Mbah Salman hampir tidak pernah meninggalkan wiridnya ini. Usia sepuh tak menjadikan alasan bagi beliau untuk meninggalkan shalat berjamaah.

Sedangkan Bupati Klaten, Sunarna, mengenang sosok kiai kharismatik ini sebagai pribadi yang tidak banyak bicara. “Mbah Kiai tak banyak bicara, namun sekali bicara beliau tepat sasaran. Sikap beliau ini sangat bijaksana,” ungkapnya.

Sunarna juga ingat dirinya pernah diberi amanat untuk mengajak warganya bershalawat. “Jangan hanya membangun yang kelihatan saja, rakyatmu juga diajak shalawat, biar semua sejahtera dan dimudahkan rezekinya sama Allah,” kenangnya menirukan amanat dari Mbah Salman.

KH Salman Dahlawi wafat Sepekan lalu (27/8), dan dimakamkan di permakaman keluarga Pesantren Al Manshur Popongan Klaten. (Ajie Najmuddin/Anam)