Daerah

Menikah sebagai Solusi dari Ujian Hidup

NU Online  ·  Selasa, 19 Juni 2018 | 14:00 WIB

Jombang, NU Online
Setiap orang memiliki masalah dalam perjalanan hidupnya. Namun demikian, setiap problem pasti ada solusi. Dan untuk dapat keluar dari sejumlah masalah kehidupan adalah dengan menikah.

“Dalam Al-Qur’an telah disebutkan bahwa setiap orang akan diuji dengan sejumlah kekhawatiran,” kata Kiai Sholeh, Selasa (19/6). Hal tersebut diingatkannya saat menjadi penceramah pada pesta pernikahan di Desa Mlaras, Sumbito, Jombang, Jawa Timur.

Menurut Kiai Sholeh, di dunia ini sarat dengan ujian. “Dari mulai rasa takut lantaran kekurangan pangan, harta, jiwa dan sejenisnya,” katanya. Dan untuk dapat melewati sejumlah ujian tersebut adalah dengan menikah, lanjutnya.

“Ada jaminan dari Allah SWT kepada mereka yang telah menikah, yakni akan dicukupi segala kebutuhan serta rejekinya,” jelasnya. 

Karenanya, adalah pilihan tepat bagi siapa saja yang ingin keluar dari problematika hidup yakni dengan menikah. “Banyak keberkahan yang mengiringi pasangan saat memutuskan untuk menikah,” jelasnya.

Sebelumnya, Ustadz Muad mengingatkan mempelai berdua untuk memiliki sifat husnul khuluq. “Yakni tidak merasa bahwa dirinya memiliki kelebihan dari yang lain,” ungkapnya. 

Untuk memastikan bahwa pasangan akan sakinah mawaddah dan rahmah sebagai puncak dari nikah adalah dengan menanggalkan segala kelebihan yang melekat dari masing-masing pasangan. “Tidak merasa lebih kaya, lebih pintar, lebih berjasa dan sejenisnya,” katanya.

Ustadz Muad juga mengingatkan bahwa cara di atas mampu membuat pasangan nikah akan kian langgeng dan mampu menyelesaikan kesalah pahaman yang kerap terjadi. 

“Khusus kepada istri, jangan meminta sesuatu di luar kemampuan suami,” pesannya. Bila sudah jelas kesanggupan pasangan dalam mencari nafkah ada di angka tertentu, maka jangan pernah meminta lebih. Karena itu akan mengakibatkan sang suami akan melakukan penyimpangan, lanjutnya.

Sedangkan di akhir pesannya, Ustadz Muad berharap pasangan sama-sama menjaga pola pergaulan keseharian. Apalagi sekarang sudah memasuki zaman yang serba terbuka dengan kemudahan alat komunikasi. 

“Pergaulan pasangan akan sangat menentukan langgeng dan tidaknya pernikahan yang telag dibangun,” tandasnya. (Red: Ibnu Nawawi)