Daerah

Mengawal Keutuhan NKRI menjadi Jihad Pemuda Ansor

Ahad, 25 April 2021 | 06:30 WIB

Mengawal Keutuhan NKRI menjadi Jihad Pemuda Ansor

Bendera indonesia. (Foto: Istimewa)

Pidie Jaya, NU Online
Di era modern saat ini, Gerakan Pemuda (GP) Ansor menjalankan misi dan tugas yang tidak mudah. Berbagai fenomena terutama terkait ragamnya ideologi yang bermunculan bak jamur di musim hujan saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama ini. Jika dibiarkan, ideologi ini akan mempengaruhi masyarakat dan lambat laun merongrong keutuhan NKRI.


“Dalam kondisi seperti ini Ansor juga harus tampil di garis depan perjuangan NU untuk membentengi ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah," kata mantan Ketua GP Ansor Pidie Jaya, Aceh Tgk Masrur dalam momentum Harlah Ke-87 Ansor, Sabtu (24/4).


Ia mengungkapkan bahwa saat ini berbagai cercaan dan fitnah datang silih berganti menghantam tubuh GP Ansor. Namun ini menurutnya tidak menjadikan GP Ansor mundur sejengkal pun. Sebaliknya semua ini menjadikan GP Ansor semakin dewasa dan lebih memiliki kekuatan mental.


"Keterlibatan GP Ansor mengawal semangat keberagamaan yang toleran dan semangat bernegara yang solid bisa dikatakan sebagai bagian manifestasi dari karakter ijtihadis progresif. Karakter semacam ini  tidak hanya bergelut dalam pengayaan wacana keagamaan, tetapi pada level praktis juga ingin berpartisipasi bagi tersemainya perdamaian dan keamanan di Nusantara ini," lanjut alumni Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu.


Dalam mengemban tanggung jawab agama, negara, dan bangsa ini, GP Ansor terus menyingsingkan lengan baju dan mengerahkan kekuatannya agar peran besar dapat dilakukan. Di antaranya adalah peran sebagai syuhudu hadhari (penggerak peradaban) bangsa dan syuhud tsaqafi (penggerak intelektual) dalam membangun dan menyangga bangsa ini.

 

Di antara tantangan yang dihadapi Ansor menurut Masrur adalah jihad kaum radikal. Jihad mereka dibendung dengan realisasi jihad berupa dakwah secara langsung atau digital dan langkah-langkah afirmasi nilai-nilai Ahlussunah wal jamaah an-Nahdliyah. Kaderisasi dengan penanaman beragama yang moderat juga intensif dilakukan GP Ansor.


" Inti dari dakwah tersebut menegaskan pentingnya Islam Nusantara yang dikembangkan oleh para penyebar Islam sejak awal dakwah Islam di Nusantara yang mampu mewujudkan budaya dan peradaban yang beradab, toleransi, harmoni, dan cinta damai," tutup alumni Dayah Darul Falah Lueng Teungoh Ulee Gle Pijay itu.


Kontributor: Helmi
Editor: Muhammad Faizin